
Bursa Asia Mayoritas Cerah, Indeks KOSPI Sendirian Loyo Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas ditutup menghijau pada perdagangan Kamis (29/4/2021), karena pelaku pasar global dan Asia menyambut positif keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang mempertahankan kebijakan moneter saat ini.
Indeks KOSPI Korea Selatan kembali ditutup di zona merah, yakni melemah 0,23% ke level 3.174,07. Pelemahan indeks saham Negeri Ginseng disebabkan karena investor masih membukukan keuntungannya, menyusul serangkaian laporan pendapatan perusahaan dari raksasa teknologi, mengimbangi lonjakan hampir 7% di LG Chem.
Sedangkan indeks saham Asia lainnya kembali berakhir cerah pada hari ini. Indeks N Hang Seng Hong Kong berakhir melesat 0,8% ke posisi 29.303,26, Shanghai Composite China tumbuh 0,52% ke 3.474,90, STI Singapura naik tipis 0,06% ke 3.221,58, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,64% ke 6.012,96.
Sementara untuk indeks Nikkei Jepang hari ini ditutup karena sedang libur nasional memperingati Hari Showa, hari ultah kaisar.
Di Korea Selatan, saham raksasa teknologi, Samsung Electronics tergelincir 0,49% dan menjadi pemberat indeks KOSPI hari ini. Bahkan penurunan saham Samsung terjadi setelah perseroan melaporkan kenaikan laba kuartal pertama sebesar 46%, karena memperkirakan laba seluler turun pada kuartal saat ini.
Namun secara mayoritas, bursa saham Asia juga ditutup di jalur hijau karena investor menyambut positif kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
The Fed memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 0-0,25% dan mempertahankan pembelian surat berharga dari pasar (quantitative easing/QE).
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pemulihan ekonomi yang ada "tidak merata dan jauh dari lengkap" sehingga saat ini dinilai tidak tepat untuk mendiskusikan penghentian atau pengurangan pembelian aset di pasar.
Powell pun mengambil pandangan yang lebih cerah tentang pemulihan ekonomi AS dan perang bangsa untuk melawan virus corona varian baru, tetapi ia mengatakan masih terlalu dini untuk mempertimbangkan menarik kembali dukungan daruratnya dengan begitu banyak pekerja yang masih menganggur akibat pandemi.
Sementara itu, sentimen juga membaik setelah Presiden AS, Joe Biden mengusulkan rencana stimulus baru senilai US$ 1,8 triliun dalam pidatonya di sesi gabungan Kongres pada Rabu (28/4/2021) waktu setempat.
Data ekonomi AS juga dipantau, yakni data klaim tunjangan pengangguran pekan lalu yang menurut polling Dow Jones akan berada di level 528.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
