Kabar Baik dari Paman Sam Bikin Harga Minyak Melesat

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 April 2021 11:13
FILE PHOTO: A pump jack operates in the Permian Basin oil production area near Wink, Texas U.S. August 22, 2018. Picture taken August 22, 2018. REUTERS/Nick Oxford/File Photo
Foto: Ilustrasi produksi minyak (REUTERS/Nick Oxford)

Jakarta, CNBC Indonesia - Data penurunan stok minyak di Amerika Serikat (AS) dan laporan proyeksi ekonomi Benua Kuning oleh Asian Development Bank (ADB) membuat harga minyak mentah terkerek naik. 

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan terjadi peningkatan stok minyak mentah sebanyak 90 ribu barel minggu lalu. Angka realisasi tersebut jauh lebih rendah dari estimasi analis yang memperkirakan bakal terjadi peningkatan 659 ribu barel. 

Menariknya stok minyak distilat 3,3 juta barel. Di waktu yang bersamaan tingkat utilitas kilang minyak juga berada di level tertingginya sejak Maret 2020. Reuters melaporkan tingkat utilitas kilang di AS mencapai 85,4%.

Harga minyak pun menjadi terangkat 1% pada perdagangan kemarin. Hari ini (29/4/2021), harga minyak lanjut terapresiasi. Kontrak Brent naik 0,54% ke US$ 67,63/barel dan kontrak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,44% ke US$ 64,14/barel. 

Setelah memutuskan untuk tetap berpegang pada rencana awal menaikkan output minyak secara bertahap mulai awal Mei, para kartel yang tergabung dalam OPEC memperkirakan permintaan minyak bakal naik 6 juta barel per hari (bph) tahun ini setelah ambles 9,5 juta bph tahun lalu. 

Bank asal Wall Street, Goldman Sachs mengatakan pihaknya memperkirakan bakal terjadi lonjakan permintaan minyak terbesar dalam sejarah pada 5,2 juta bph selama enam bulan ke depan karena program vaksinasi semakin cepat di Eropa dan permintaan perjalanan naik.

Goldman Sachs mengatakan pelonggaran pembatasan perjalanan internasional pada Mei akan menaikkan permintaan bahan bakar jet sebesar 1,5 juta bph. Menambah sentimen positif adalah revisi naik pertumbuhan ekonomi Asia oleh ADB. 

Asian Development Bank (ADB) dalam laporan terbarunya memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia bakal mencapai 7,3% tahun ini. Lebih tinggi dari estimasinya di bulan Desember lalu yang hanya 6,8%.

Revisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia ini dipicu oleh masifnya program vaksinasi di kawasan Asia dan diuntungkan juga dengan adanya momentum pemulihan ekonomi global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mesti Senang atau Sedih? Sepekan Harga Minyak Lompat 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular