The Fed: Ekonomi AS Cerah, Kebijakan Tetap Sama

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 April 2021 08:21
Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau yang biasa dikenal dengan sebutanĀ The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga jangka pendek di level 0,25%. Hal ini dilakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Dikutip CNBC International, kepala Fed Jerome Powell mengatakan pemulihan "tidak merata dan jauh dari selesai". Meskipun ia mencatat bahwa tekanan inflasi dapat meningkat dalam beberapa bulan mendatang, "kenaikan harga yang hanya terjadi satu kali ini cenderung hanya memiliki efek sementara pada inflasi".

Powell menambahkan bahwa masih belum saatnya membicarakan pengurangan akomodasi kebijakan, termasuk pembelian aset.

"Ini akan memakan waktu sebelum kami melihat kemajuan substansial lebih lanjut," katanya, mengulangi frase yang telah digunakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berulang kali dalam pernyataan pasca-pertemuannya.

Keputusan itu diambil sehari sebelum Departemen Perdagangan merilis angka PDB kuartal pertama awal yang diproyeksikan menunjukkan kenaikan sebesar 6,5%. Sebagian besar ekonom, termasuk di The Fed, memperkirakan AS akan mengalami tahun terbaik penuhnya setidaknya sejak 1984.

Inflasi juga meningkat, dengan harga konsumen bulan Maret naik 2,6% untuk kenaikan year-on-year tercepat sejak Agustus 2018.

Beberapa perusahaan selama musim pendapatan yang sedang berlangsung telah menyebutkan tekanan biaya yang meningkat. Procter & Gamble dan merek konsumen lainnya mengatakan mereka berniat menaikkan harga karena biaya input meningkat, meskipun yang lain mengatakan mereka tidak akan melakukan hal itu

Pasar saat ini memperkirakan tingkat inflasi 5 tahun sekitar 2,5%; setahun yang lalu, levelnya kurang dari 0,8%.

Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah, yang menunjukkan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, mengguncang saham di bulan Maret, tetapi stabil sejak itu.

Sementara itu FOMC mengatakan bahwa meski pandemi masih menghantui Negeri Paman Sam, beberapa indikator telah menyatakan perbaikan ekonomi yang cukup baik.

"Di tengah kemajuan vaksinasi dan dukungan kebijakan yang kuat, indikator kegiatan ekonomi dan lapangan kerja telah menguat," kata komite tersebut.

"Sektor yang paling terpengaruh oleh pandemi tetap lemah tetapi telah menunjukkan perbaikan," tambahnya.

"Inflasi telah meningkat, sebagian besar mencerminkan faktor peralihan. Kondisi keuangan secara keseluruhan tetap akomodatif, sebagian mencerminkan langkah-langkah kebijakan untuk mendukung ekonomi dan aliran kredit ke rumah tangga dan bisnis AS."

Komite itu sekali lagi mencatat bahwa kemajuan ekonomi sangat bergantung pada jalannya pandemi. Jumlah kasus harian telah turun secara signifikan sejak AS memvaksinasi hampir 3 juta orang setiap hari.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suku Bunga The Fed Diramal Naik Tahun Depan, BI Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular