
Jelang Pengumuman Detil Pajak Biden, Dow Jones Dibuka Drop

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka ambles pada perdagangan Rabu (28/4/2021), menyusul antisipasi pemodal terhadap kebijakan pajak Presiden Joe Biden dan pengumuman kebijakan moneter.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 124 poin (-0,36%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 20 menit menjadi minus 138,6 poin (-0,41%) ke 33.846,34. S&P 500 bertambah 8 poin (+0,19%) ke 4.194,71. Nasdaq surut 9,1 poin (+0,06%) ke 14.099,36.
Saham Boeing anjlok 2% setelah perseroan melaporkan rugi bersih kuartal I-2021 yang merupakan kerugian 6 kuartal berturut-turut. Saham Microsoft limbung 2% meski kinerjanya terbukti melampaui ekspektasi analis dengan pertumbuhan pendapatan terbesar sejak 2018.
Induk usaha Google yakni Alphabet melaporkan kinerja yang melampaui ekspektasi kemarin, sehingga saham raksasa teknologi melesat lebih dari 4%. Perseroan mencetak kenaikan pendapatan hingga 34% secara tahunan. Saham AMD dan Visa menguat.
Investor juga menunggu rilis kinerja emiten teknologi andalan AS yakni Apple dan Facebook yang akan merilis kinerja keuangan pada Rabu setelah penutupan pasar.
Pada Selasa, mayoritas indeks saham bergerak flat. Indeks Dow Jones naik hanya 3,36 poin (+0,1%) ke 33.984,93. Sebaliknya, S&P 500 surut 0,9 poin (-0,02%) ke 4.186,72 dan Nasdaq drop 48,6 poin (-0,34%) ke 14.090,22.
Bank sentral AS (Federal Reserve/ The Fed) akan mengumumkan hasil rapat 2 harinya pada Rabu waktu setempat (Kamis dinihari waktu Indonesia). The Fed diperkirakan tak mengubah kebijakannya, dan kebijakan sekarang dipertahankan meski inflasi meninggi.
"Pertanda apapun yang muncul dalam pernyataan Dewan Gubernur atau di konferensi pers seelah itu mengenai kemungkinan penghentian kebijakan pelonggaran kuantitatif-kapan dan secepat apa-akan menggerakkan pasar saham dan obligasi," tutur Kepala Perencana Investasi Leuthold Group Jim Paulsen, kepada CNBC International.
Sementara itu, Presiden Joe Biden dijadwalkan mengumumkan detil rencana belanja US$ 1,8 triliun dan kebijakan pajak yang ditujukan untuk membantu warga AS. Rencana tersebut akan mendongkrak pajak penghasilan (Pph) menjadi 39,6% bagi kaum terkaya AS dan keuntungan transaksi di pasar modal bagi yang berpenghasilan di atas US$ 1 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir