
Meski Melemah, Rupiah Masih Bertahan di Bawah Rp 14.500/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (28/4/2021), memburuknya sentimen pelaku pasar akibat kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara membuat rupiah tertekan. Selain itu pelaku pasar juga menanti pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) Kamis dini hari waktu Indonesia.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.480/US$, setelahnya rupiah melemah hingga 0,28% ke Rp 14.520/US$. Rupiah berhasil memangkas pelemahan dan berada di Rp 14.495/US$ penutupan perdagangan, melemah 0,1%.
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia melemah. Hingga pukul 15:07 WIB, hanya rupee India dan dolar Taiwan yang menguat melawan dolar AS.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Rupiah meski melemah tetapi masih mampu bertahan di bawah Rp 14.500/US$, sebab pasar obligasi Indonesia kini mulai menarik lagi bagi investor. Kembali menariknya pasar obligasi tercermin dari hasil lelang pemerintah kemarin, dimana Incoming bid mencapai Rp 52,75 triliun, sedangkan pada lelang SUN sebelumnya sebesar Rp 42,97 triliun.
Pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 30 triliun dan yang dimenangkan sebesar Rp 28 triliun lebih baik dari lelang sebelumnya Rp 24 triliun.
Sementara itu pasar sekunder, melansir data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sepanjang bulan ini hingga 26 April terjadi capital inflow sekitar Rp 8,8 triliun.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Kasus Covid-19 Melonjak, Pelaku Pasar Tunggu The Fed
