
Baby Boomers 'Gaptek' Ogah ke Kripto, tapi Tajir Melintir

Menteri Keuangan AS pun ikut mempertanyakan legitimasi dan stabilitas Bitcoin hingga membuatnya meragukan mata uang kripto itu. Dia juga khawatir jika Bitcoin digunakan untuk transaksi ilegal.
"Saya tidak berpikir bahwa Bitcoin ... akan banyak digunakan sebagai mekanisme transaksi," katanya dalam sebuah konferensi di AS pada Februari lalu.
"Sejauh ini (bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk 'keuangan gelap' (ilegal). Ini adalah cara yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi dan jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut juga sangat mencengangkan," ungkapnya.
Ada juga volatilitas yang membuat harga Bitcoin bisa naik dan turun secara tiba-tiba. Janet menyebutkan kekhawatirannya akan investor karena adanya potensi kerugian.
"Ini adalah aset yang sangat spekulatif. Anda tahu saya pikir, orang harus sadar bahwa ini bisa sangat tidak stabil. Saya khawatir tentang potensi kerugian yang dapat diderita investor," ungkapnya.
Selain Yellen, Profesor Ekonom, Nouriel Roubini atau dikenal sebagai Dr Doom juga menyebutkan secara fundamental Bitcoin tak bisa jadi mata uang. Selain itu Bitcoin disebut bukan sebagai alat pembayaran yang terukur dan bukan sebagai penyimpan nilai yang stabil.
Dr Doom menambahkan Bitcoin hanya mampu menyelesaikan lima transaksi saja per detik. Jumlah yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan jaringan Visa yang dapat menyelesaikan 24 ribu transaksi per detik.
Roubini bahkan mengatakan Flinstone, film kartun dengan latar jaman batu punya sistem moneter lebih baik dari Bitcoin. Dia mengatakan harga Bitcoin naik hanya karena aksi manipulasi yang masif dan Bitcoin sudah menjadi bubble.
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]
