Analisis Teknikal

Gagal Maning Tembus Level 6.000, Sanggupkah Sesi II Jebol?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 April 2021 13:15
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menguat 0,66% dan kembali ke atas 6.000. Tetapi tidak bertahan lama, IHSG berbali melemah tipis 0,01% ke 5.963,967 di akhir perdagangan sesi I.

Tetapi kabar baiknya, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) meski tidak besar Rp 34,6 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,3 triliun.
Kali ini saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak diburu asing.

Saham BBCA menguat 2,31% setelah diborong asing hingga Rp 143,8 miliar. Di posisi kedua ada emiten telekomunikasi yaitu PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) yang naik hampir 7% setelah dibeli asing sebanyak Rp 45,4 miliar.

Saham bank-bank BUMN juga kembali dikoleksi asing. Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masing-masing naik 2,62% dan 0,97%. Keduanya diborong asing lebih dari Rp 50 miliar secara kolektif.

IHSG melemah bersama mayoritas bursa saham utama Asia, artinya sentimen pelaku pasar sedang kurang bagus.

Setelah India, kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali meningkat di Eropa Jerman menjadi sentimen negatif di pasar saham. Salah satu negara yang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 dan sudah menerapkan aturan pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat dan bakal berlaku hingga Juni nanti.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperharikan, IHSG masih tertahan di bawah psikologis 6.000 tentunya memberikan tekanan yang lebih besar.

Bursa Kebanggaan Tanah Air sulit untuk terus menguat selama belum sukses melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat. Sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak mendatar di dekat wilayah oversold.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv 

Support terdekat kini berada di kisaran 5.960 yang menjadi target penurunan IHSG. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisko merosot ke 5.925.

Sementara jika kembali ke atas 6.000, IHSG berpeluang ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular