
Parah! Investor Saham Kena PHP, IHSG Dibuka Hijau Jadi Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan yang mendera indeks harga saham gabungan (IHSG) belum juga usai. Walaupun dibuka di jalur hijau, apresiasi IHSG harus rela terpangkas dan berbalik arah.
Hingga sesi istirahat siang pada perdagangan Selasa (27/4/2021), indeks acuan saham nasional tersebut melemah sangat tipis yakni 0,85 poin atau 0,01%. IHSG ditutup di 5.963,97 siang ini.
Di saat pembukaan IHSG melesat 0,37% ke 5.986,99. Bahkan IHSG sempat mencicipi level psikologis 6.000 setelah setengah jam perdagangan buka. Namun habis itu IHSG langsung dibanting dan sempat drop ke 5.958,7 sebagai level terendah pada perdagangan intraday hari ini.
IHSG tidak sendirian. Beberapa bursa saham utama kawasan Asia lainnya juga berada di zona merah. Indeks Nikkei Jepang turun 0,13%. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,13%. Indeks Shang Hai Composite China ambles 0,54%. IHSG memang lebih bagus. Namun kalah dengan Straits Times yang naik 0,19%.
Nilai transaksi hingga sesi I berakhir tercatat sebesar Rp 5.3 triliun. Asing masuk tetapi dalam jumlah yang kecil, hanya Rp 34,6 miliar di pasar reguler. Kali ini saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak diburu asing.
Saham BBCA menguat 2,31% setelah diborong asing hingga Rp 143,8 miliar. Di posisi kedua ada emiten telekomunikasi yaitu PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) yang naik hampir 7% setelah dibeli asing sebanyak Rp 45,4 miliar.
Saham bank-bank BUMN juga kembali dikoleksi asing. Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masing-masing naik 2,62% dan 0,97%. Keduanya diborong asing lebih dari Rp 50 miliar secara kolektif.
IHSG menjadi lesu di tengah sinyal kenaikan dolar AS, imbal hasil (yield) obligasi AS dan juga kebangkitan harga cryptocurrency Bitcoin setelah sebelumnya ambrol.
Dini hari tadi Wall Street juga ditutup variatif. Indeks S&P 500 naik 0,2% ke 4.187,62. Nasdaq menguat 0,9% ke 14.138,78. Namun, Dow Jones Industrial Average anjlok 61,92 poin (+0,2%) ke 33.981,57`karena terseret kinerja saham emiten konsumer seperti Procter & Gamble, Walmart, dan Coca Cola.
Pelaku pasar pun akan mengalihkan perhatian ke kebijakan moneter Negeri Adidaya, sembari mengawasi perkembangan Covid-19 di Eropa.
Jelang rapat Federal Reserve (The Fed) yang akan membuahkan hasil pada Kamis nanti, pelaku pasar di Wall Street cenderung menahan diri bertransaksi. Mereka mendasarkan posisi pada rilis kinerja emiten unggulan.
Sentimen lain yang juga tak luput dari perhatian pelaku pasar adalah kenaikan kasus infeksi Covid-19 di India yang semakin mengkhawatirkan.
Hanya dalam satu bulan rata-rata kasus harian infeksi Covid-19 di India melonjak sampai 7x. Sebulan lalu rata-rata kasus infeksi harian Covid-19 di India tercatat mencapai 44 ribu kasus. Namun sekarang angkanya sudah mendekati 300 ribu kasus per hari.
Tidak hanya kasus infeksi saja yang meningkat. Angka kematian akibat Covid-19 juga ikut melesat. Dalam kurun waktu sebulan, angka kematian harian Covid-19 di India melonjak hampir 10x.
Kenaikan kasus infeksi Covid-19 di India yang tak kunjung melandai serta masuknya mutan virus Corona asal India ke RI dan menginfeksi 10 orang juga menjadi sentimen negatif yang memberatkan IHSG.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000