
Dolar Singapura Masih Malu-Malu ke Rp 11.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura berbalik melemah pada perdagangan Senin kemarin setelah mendekati level psikologis Rp 11.000/SG$. Dolar Singapura kini berada di level tertinggi dalam satu tahun terakhir melawan rupiah, sehingga perlu momentum yang lebih besar untuk menembus level psikologis tersebut.
Melansir data Refintiv, dolar Singapura kemarin sempat naik ke Rp 10.955/SG$ sebelum berbalik dan mengakhiri perdagangan di Rp 10.923,36/SG$, melemah 0,17% di pasar spot. Sementara pada hari ini, Selasa (27/4/2021) pukul 10:27 WIB berada di kisaran Rp 10.925,5/SG$, naik tupis 0,02%.
Kali terakhir dolar Singapura berada di Rp 11.000/US$ pada 16 April 2021, sementara rekor termahal sepanjang sejarah Rp 11.574,53/SG$ dicapai pada 2 April 2021.
Tepat satu tahun yang lalu, rupiah mengalami gejolak setelah penyakit virus corona (Covid-19) dinyatakan sebagai pandemi. Sebagai mata uang emerging market, rupiah mengalami tekanan dibandingkan dengan dolar Singapura.
Kini setahun berselang, rupiah kembali tertekan melawan dolar Singapura, sebab pemulihan ekonomi Indonesia yang tertinggal ketimbang Negeri Merlion.
Dana Moneter International (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura menjadi 5,2% dibandingkan proyeksi sebelumnya 5%.
Selain itu, Singapura juga sudah lepas dari resesi. Di kuartal I lalu, produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2021 tumbuh 0,2% year-on-year (YoY), setelah mengalami kontraksi sepanjang tahun lalu.
Sebaliknya, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dipangkas. IMF bahkan sudah 2 kali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, pertama pada Januari lalu, kemudian pada awal bulan ini.
IMF kini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini sebesar 4,3%, turun dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Januari lalu sebesar 4,8%. Pada bulan Oktober tahun lalu, IMF bahkan memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan melesat 6,1%.
Sementara itu Bank Indonesia (BI) Selasa pekan lalu mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 3,5%. Namun, BI menurunkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) tahun ini menjadi 4,1-5,1% dari sebelumnya 4,3-5,3%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
