
Resmi! Adaro Tebar Dividen Rp 2,1 T buat Pemegang Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan penambang batu bara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai US$ 146,8 juta atau setara dengan Rp 2,12 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$). Nilai tersebut setara dengan 99% dari total laba bersih perusahaan sepanjang 2020 yang senilai US$ 147 juta.
Hal ini diputuskan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar Senin (26/4/2021) kemarin.
Adapun sisa laba yang sebesar US$ 110,8 ribu atau sekitar Rp 1,6 miliar akan digunakan sebagai laba ditahan.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi 'Boy' Thohir mengatakan sepanjang 2020 telah terjadi penurunan signifikan terhadap permintaan maupun harga batu bara. Perusahaan berupaya untuk mempertahankan marjin melalui pengendalian biaya.
"Kami menjaga komitmen untuk memberikan pengembalian pemegang saham dengan membagikan dividen tunai secara berkala, yang mencapai AS$146,8 juta untuk tahun 2020. Walaupun kami memperkirakan prospek yang lebih positif pada tahun 2021, kami akan terus berfokus untuk meningkatkan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi dalam rangka mengatasi volatilitas industri," kata Garibaldi dalam siaran persnya, dikutip Selasa (27/4/2021).
Adapun RUPST ini diselenggarakan secara elektronik dengan pembatasan tertentu terhadap kehadiran secara fisik oleh Dewan Komisaris, Direksi dan pemegang saham maupun kuasa pemegang saham Adaro Energy.
Untuk diketahui, laba bersih ADRO tercatat merosot 63,64% menjadi US$ 146,93 juta atau setara dengan Rp 2,05 triliun (Kurs 1 US$ = Rp 14.000). Pada tahun sebelumnya, perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar US$ 404,19 juta atau setara Rp 5,65 triliun
Penurunan laba tersebut dibarengi dengan penurunan pendapatan sebesar 26,67% dari US$ 3,46 miliar atau Rp 48,40 triliun pada 2019 menjadi US$ 2,53 miliar atau Rp 35,49 triliun pada tahun lalu.
Menurut manajemen perusahaan, penurunan pendapatan usaha turun karena penurunan 18% pada harga jual rata-rata (average selling price/ASP) dan penurunan sebesar 9% pada volume penjualan.
Perusahaan mencatat penurunan 6% pada volume produksi menjadi 54,53 juta ton. Angka ini sedikit lebih tinggi daripada panduan tahun 2020 yang telah direvisi menjadi sebesar 52-54 juta ton.
Sebagai perbandingan, dividen 2019 Adaro yakni sebesar US$ 250,13 juta atau 62% dari laba 2019 sehingga besaran rasio dividen tahun ini lebih besar.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wah! Pendapatan Hingga Laba ADRO Tertinggi Dalam Sejarah