
Perhatian! Saham Properti Ngacir Lagi, Jangan Ketinggalan

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten properti menguat di zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Senin (26/4/2021). Penguatan terjadi sejak Jumat (23/4), bersamaan dengan adanya tanda-tanda pulihnya permintaan di sektor properti.
Berikut gerak saham emiten properti pada pukul 09.26 WIB:
Sentul City (BKSL), +3,70%, ke Rp 56, transaksi Rp 7 M
Agung Podomoro Land (APLN), +1,92%, ke Rp 159, transaksi Rp 1 M
Summarecon Agung (SMRA), +1,52%, ke Rp 1.000, transaksi Rp 18 M
PP Properti (PPRO), +1,45%, ke Rp 70, transaksi Rp 365 Juta
Pakuwon Jati (PWON), +0,97%, ke Rp 520, transaksi Rp 6 M
Metropolitan Land (MTLA), +0,47%, ke Rp 428, transaksi Rp 2 juta
Ciputra Development (CTRA), +0,45%, ke Rp 1.125, transaksi Rp 2 M
Bumi Serpong Damai (BSDE), 0,00%, ke Rp 1.145, transaksi Rp 814 Juta
Surya Semesta Internusa (SSIA), -0,43%, ke Rp 460, transaksi Rp 231 Juta
Intiland Development (DILD), -0,55%, ke Rp 181, transaksi Rp 72 juta
Alam Sutera Realty (ASRI), -0,99%, ke Rp 200, transaksi Rp 989 Juta
Lippo Karawaci (LPKR), -1,87%, ke Rp 210, transaksi Rp 6 M
Berdasarkan data di atas, dari 12 emiten yang diamati, 7 di antaranya melesat, satu emiten belum bergerak dan 4 sisanya ambles di zona merah.
Adapun saham pengelola mal dan hotel BKSL menjadi yang paling menguat dengan kenaikan 3,70% ke Rp 56/saham. Nilai transaksi BKSL sebesar Rp 7 miliar.
Saham ini kembali menggeliat setelah pada penutupan Jumat pekan lalu (23/4) ditutup stagnan di Rp 54/saham.
Kabar teranyar, BKSL dilaporkan menjual Mall AEON Sentul City kepada Aeon Jepang melalui PT Aeon Mall Indonesia dengan nilai akuisisi senilai Rp 1,9 triliun.
Dalam surat yang disampaikan Sentul City, disebutkan penjualan itu dilakukan pada 15 April 2021.
"Perseroan akan memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional, memenuhi perjanjian dan memperbaiki kas untuk kelangsungan usaha," kata Presiden Direktur Sentul City Tjetje Muljanto, dalam keterbukaan informasi, Senin (19/04/2021).
Sementara itu, Presiden Komisaris Sentul City, Basaria Panjaitan mengatakan, penjualan ini terjadi karena Aeon Jepang sebagai investor asing melalui PT Aeon Mall Indonesia melihat prospek bisnis yang sangat baik di kawasan hunian Sentul City.
"Bagi perseroan sendiri dana dari hasil akuisisi/penjualan ini akan dimanfaatkan untuk melunasi pinjaman ke PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar Rp 900 miliar," kata Basaria.
Sementara, di posisi kedua ada saham APLN yang menguat 1,92% ke Rp 159/saham. Nilai transaksil APLN sebesar Rp 1 miliar. Dengan ini saham APLN berhasil melanjutkan penguatannya sejak Jumat pekan lalu (23/4).
Dalam sepekan saham APLN sudah melesat 4,61%, sementara dalam sebulan ambles 5,36%.
Sementara, pengelola kota swasta BSD, BSDE, masih belum bergerak dari posisi penutupan Jumat lalu (23/4) di Rp 1.145/saham
Penguatan saham-saham emiten properti diiringi dengan tanda-tanda pemulihan di sektor properti kuartal I tahun ini.
Kabar terbaru, BSDE membukukan pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp 2,5 triliun pada 3 bulan pertama 2021.
Pencapaian tersebut setara pertumbuhan 38% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
"Dengan demikian kami telah mengamankan 35% dari target pra penjualan 2021 yakni Rp7 triliun," papar Hermawan Wijaya, Direktur BSDE, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (22/4/2021).
Dia menjelaskan, membaiknya kinerja penjualan unit-unit properti BSDE tidak lepas dari beberapa faktor seperti program stimulus di bidang properti seperti pembebasan PPN dan DP 0% oleh regulator serta program marketing perseroan secara nasional bertajuk "Wish fo Home", yang menawarkan berbagai tambahan diskon dan bonus.
Tidak hanya BSDE, laporan penjualan anak usaha CTRA, PT Ciputra Residence pun membaik dengan tercatat tumbuh 600%. Kenaikan penjualan ini salah satunya berkat stimulus pemerintah tersebut.
Stimulus yang berlaku sejak 1 Maret lalu tersebut dinilai efektif membangkitkan kembali minat masyarakat untuk membeli properti di tengah pandemi Covid-19.
Pada awal bulan ini, Marketing Director Ciputra Residence Yance Onggo mengatakan stimulus ini terbukti mampu meningkatkan minat pembelian rumah ready stock hingga 400-608% pada Maret 2021 di proyek yang dimiliki perusahaan, dibandingkan pada Januari dan Februari.
Dia menyebutkan penjualan di Citra Maja Rata melesat 608%, sementara di Citra Raya Tangerang melesai 400%.
"Ini membuktikan insentif yang diberikan pemerintah memberikan impact positif. Bukan hanya pada rumah ready stock, melainkan juga yang bukan ready stock. Paling tidak awareness masyarakat terhadap properti sudah meningkat lagi di 2021," kata Yance dalam BNI Investime Week, Selasa (06/04/2021).
Setelah berlakunya insentif tersebut, bukan hanya rumah yang kembali banjir permintaan, melainkan juga ruko dan apartemen yang sempat tertekan karena pandemi Covid-19. Kendati, menurut Yance, peningkatan permintaan apartemen dan ruko tidak semasif rumah tapak pada proyek township Ciputra Group.
Saham sang induk Ciputra Residence, CTRA pun terangkat 0,45% ke Rp 1.125/saham. CTRA melanjutkan penguatan sejak Jumat (23/4) ketika ditutup naik 0,45% ke Rp 1.120/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Emiten 'Receh' Properti Ngamuk, Ada Apa Ini?