
Bursa RI Ditinggalkan Ritel & Investor Kakap, Transaksi Drop

Mengingat kenaikan IHSG dalam beberapa waktu terakhir ini cenderung terbatas, bahkan stagnan, rupanya investor ritel berani mengambil risiko berinvestasi di aset kripto yang sekarang menjadi tren di berbagai negara.
Investor dan trader berbondong-bondong masuk ke cryptocurrency untuk mencari cuan dengan cepat. Kenaikan harga ini dipengaruhi masuknya perusahaan besar ke dalam investasi. Contohnya Tesla yang mengumumkan pembelian US$1,5 miliar di Bitcoin. Perusahaan milik Elon Musk ini juga membolehkan pembelian mobil listrik dengan Tesla.
Di Indonesia, nilai transaksi aset kripto cukup fantastis. Berdasarkan data CoinMarketCap misalnya, 4 perusahaan yang cukup aktif melakukan transaksi, volume transaksi Indondax mencapai US$ 166,62 juta (Rp 2,41 triliun) dalam sehari. Zipmex, yang beroperasi di Australia, Singapura, dan Indonesia volume transaksinya mencapai US$69,25 juta (Rp 1,1 triliun. Triv, nilai transaksinya mencapai US$77,75 juta (Rp 1,3 triliun) dan Rekeningku.com nilai transaksinya mencapai US$34,44 juta (Rp 499,38 miliar).
Namun berinvestasi di cryptocurrency tidaklah mudah. Harganya kerap naik dan turun dalam sekejap yang membuat risiko berinvestasi sangat tinggi.
"Para calon investor harus memahami apa karakteristik kripto," kata Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sidharta Utama dalam program Investime CNBC Indonesia, seperti dikutip Jumat (23/4/2021).
Selain itu, masyarakat juga perlu memahami bahwa aset kripto satu dengan yang lainnya tidak sama.Sebab itu investor harus memastikan bahwa aset kripto yang dimiliki memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
"Kemudian dari sisi keamanan, karena ini berarti Anda harus pilih yang mana yang aman. Terakhir, jangan pernah percaya janji keuntungan pasti. Itu tidak mungkin," ujarnya.
(hps/hps)