
Ngenes! Harga Minyak Jeblok, Kena Getah Tsunami Corona India

Selain itu, pelaku pasar juga mencemaskan situasi pandemi di sejumlah negara, utamanya di India. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di Negeri Bollywood per 23 April 2021 mencapai 16.263.695 orang. Bertambah 332.730 orang dibandingkan sehari sebelumnya, rekor penambahan kasus harian tertinggi sejak virus corona mewabah di negara tersebut.
Dalam 14 hari terakhir (10-23 April 2021), rata-rata penambahan pasien baru adalah 228.797 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 86.706 orang setiap harinya. Terlihat bahwa kurva kasus di India naik tajam.
"Situasi di India sangat menyayat hati. Ini mengingatkan kita tentang apa yang bisa dilakukan virus tersebut," tegas Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, sebagaimana diwartakan Reuters.
Untuk menekan penyebaran virus corona, ibu kota New Delhi menerapkan lockdown selama enam hari. Begitu pula dengan Negara Bagian Maharashtra, yang di dalamnya mencakup Mumbai (pusat industri keuangan di India). Beberapa negara juga telah menutup rute perjalanan dari dan ke India, seperti Australia, Inggris, Kanada, dan Uni Emirat Arab.
Ketika India terpaksa 'digembok' untuk meredam penyebaran virus corona, maka aktivitas dan mobilitas masyarakat akan sangat terbatas. Ini tentu membuat prospek perekonomian India jadi samar-samar, risiko ke bawah (downside risk) sangat tinggi.
Pada 2019, India mengimpor minyak sebanyak 3,18 juta barel/hari, terbanyak keempat dunia. Permintaan energi di India tentu akan turun drastis jka aktivitas masyarakat sangat terbatas akibat lockdown. Hasilnya jelas, harga minyak jadi terpangkas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)