
Ngenes! Harga Minyak Jeblok, Kena Getah Tsunami Corona India

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun sepanjang pekan ini. Selain faktor ambil untung (profit taking), investor juga mencemaskan perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2010/Covid-19) di India.
Minggu ini, harga minyak jenis brent turun 1,09% secara point-to-point. Kemudian untuk yang jenis light sweet terkoreksi 1,73%.
Apa mau dikata, harga si emas hitam memang sudah naik gila-gilaan. Dalam sebulan terakhir, harga brent dan light sweet naik masing-masing 253% dan 1,41%. Sejak akhir 2020 (year-to-date), kenaikannya mencapai lebih dari 27%.
Oleh karena itu, tentu akan datang saatnya investor tergiur untuk mencairkan keuntungan. Tekanan jual ini membuat harga minyak turun.
"Harga minyak mengalami konsolidasi setelah empat bulan naik karena vaksinasi anti-virus corona di AS yang cepat. Ini menyebabkan ekspektasi kenaikan permintaan sehingga mendongrak harga," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates yang berbasis di Illinois, seperti dikutip oeh Reuters.
Halaman Selanjutnya --> Corona Menggila di India
Selain itu, pelaku pasar juga mencemaskan situasi pandemi di sejumlah negara, utamanya di India. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di Negeri Bollywood per 23 April 2021 mencapai 16.263.695 orang. Bertambah 332.730 orang dibandingkan sehari sebelumnya, rekor penambahan kasus harian tertinggi sejak virus corona mewabah di negara tersebut.
Dalam 14 hari terakhir (10-23 April 2021), rata-rata penambahan pasien baru adalah 228.797 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 86.706 orang setiap harinya. Terlihat bahwa kurva kasus di India naik tajam.
"Situasi di India sangat menyayat hati. Ini mengingatkan kita tentang apa yang bisa dilakukan virus tersebut," tegas Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, sebagaimana diwartakan Reuters.
Untuk menekan penyebaran virus corona, ibu kota New Delhi menerapkan lockdown selama enam hari. Begitu pula dengan Negara Bagian Maharashtra, yang di dalamnya mencakup Mumbai (pusat industri keuangan di India). Beberapa negara juga telah menutup rute perjalanan dari dan ke India, seperti Australia, Inggris, Kanada, dan Uni Emirat Arab.
Ketika India terpaksa 'digembok' untuk meredam penyebaran virus corona, maka aktivitas dan mobilitas masyarakat akan sangat terbatas. Ini tentu membuat prospek perekonomian India jadi samar-samar, risiko ke bawah (downside risk) sangat tinggi.
Pada 2019, India mengimpor minyak sebanyak 3,18 juta barel/hari, terbanyak keempat dunia. Permintaan energi di India tentu akan turun drastis jka aktivitas masyarakat sangat terbatas akibat lockdown. Hasilnya jelas, harga minyak jadi terpangkas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak