Harga Batu Bara Ambles Lagi, tapi Ada Ramalan Baik dari China

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 April 2021 11:15
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tepat tiga hari beruntun harga batu bara mengalami koreksi. Kemarin harga kontrak batu bara termal ICE Newcastle ditutup dengan pelemahan 2,33%. Akibatnya harga batu bara turun ke bawah US$ 90/ton. 

Dengan harga di US$ 88,15/ton, maka di sepanjang minggu ini harga si batu legam sudah melorot 3,8%. Di sepanjang bulan April harga batu bara juga tercatat mengalami koreksi 2,5%.

Koreksi yang terjadi saat ini tergolong wajar karena banyak trader yang memanfaatkan kenaikan harga minggu lalu untuk mencairkan keuntungannya (profit taking). 

Hubungan antara Australia dengan China masih panas. Belum lama ini pemerintah federal Australia dikabarkan membatalkan perjanjian antara Pemerintah Daerah Victoria dengan program pembangunan infrastruktur China yaitu Belt & Road Initiatives (BRI). 

Pakta tersebut dinilai tidak sesuai dengan kebijakan luar negeri Australia. Hubungan Negeri Kanguru dan Negeri Panda memang panas akibat Covid-19. China dibuat geram karena Australia meminta investigasi independen terkait asal usul wabah. 

Sebagai bentuk tegurannya China memilih memboikot impor berbagai barang dan komoditas dari Australia. Salah satunya adalah batu bara. Melansir Argus Media, pada Februari lalu Australia benar-benar tak mengirimkan batu bara termal ke China. 

Namun uniknya perdagangan bijih besi tetap berjalan dengan lancar. Australia tetap mengirim 80% dari bijih besinya ke China. Hubungan bilateral antara kedua negara ini menguntungkan Indonesia karena kebanjiran permintaan impor batu bara di tengah ekonomi China yang kian ekspansif. 

Ekonomi yang semakin bergeliat membuat kebutuhan listrik pun meningkat. Menurut State Grid Corporation of China (SGCC), konsumsi listrik Negeri Tirai Bambu di kuartal kedua berpotensi naik 9% (yoy). 

Di saat yang sama pasokan batu bara domestik China masih terbilang ketat. Stok di pelabuhan Qinhuangdao China tercatat sebesar 4,21 juta ton dan jauh di bawah target pemerintah 5 juta ton jelang musim restoking saat musim panas tiba. 

Terjadi kecelakaan baru di industri pertambangan di provinsi Gansu China barat laut pada 19 April. Ini merupakan kecelakaan keempat di sektor batu bara negara itu bulan ini sehingga menekan pihak berwenang untuk meningkatkan inspeksi keselamatan di tambang batu bara yang selanjutnya dapat membatasi produksi.

Aktivitas operasi di 52 tambang batu bara di provinsi Shanxi yang merupakan penghasil terbesar di China telah ditangguhkan karena ada inspeksi keselamatan menyusul tiga kecelakaan fatal terkait pertambangan selama Januari-Maret. Akibatnya banyak importir batu bara China yang secara agresif melakukan impor. 

Meskipun ada kekurangjelasan atas sistem kuota impor China, yang menggarisbawahi pentingnya penyetokan ulang musim panas. Banyak utilitas China telah mendesak badan perencanaan ekonomi utama negara itu, NDRC, untuk menawarkan transparansi yang lebih besar dalam sistem kuota impor untuk membantu memudahkan pembelian batu bara yang diangkut melalui laut.

"Kami belum menerima instruksi apa pun tentang berapa banyak kuota impor yang tersedia untuk penyetokan ulang musim panas," kata seorang pedagang China kepada Argus Media.

"Kami berasumsi bahwa tidak adanya pembatasan impor yang terlihat mungkin merupakan cara halus untuk memberi kami lampu hijau untuk mengambil kargo lewat laut. Ini hanya risiko yang harus kami tanggung saat mengambil batu bara impor."

Ketatnya pasokan batu bara China membuat harga si batu legam lokal terbang tinggi. Harga batu bara termal Qinhuangdao masih berada di atas RMB 762/ton. Jauh di atas target pemerintah di rentang RMB 500 - RMB 570/ton. Faktor inilah yang membuat harga batu bara termal Newcastle tetap kuat di atas US$ 80/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akhirnya Setelah 7 Bulan Batu Bara Tembus US$ 65/ton Juga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular