Ngekor Wall Street, Bursa Asia Cerah Bergairah, Nikkei Joss!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
22 April 2021 08:38
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. Asian stock markets have risen following a report President Donald Trump plans to delay a tariff hike on Chinese goods. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali dibuka cerah bergairah pada perdagangan Kamis (22/4/2021), merespons positif dari penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, sembari memantau reaksi pasar saham India, karena situasi pandemi corona di negara itu yang memprihatinkan dan dapat membebani sentimen.

Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka meroket 1,37%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,33%, Shanghai Composite China tumbuh 0,29%, Straits Times Index (STI) Singapura melesat 0,61% dan KOSPI Korea Selatan terapreasiasi 0,34%.

Pasar saham India kembali diperdagangkan pada hari ini setelah libur nasional kemarin.

Investor akan mengamati reaksi pasar saham India, karena situasi virus corona (Covid-19) di negara itu yang memprihatinkan dan dapat membebani sentimen., dengan hampir 300.000 infeksi harian baru per Rabu (21/4/2021).

Pergerakan bursa Asia cenderung mengikuti bursa saham AS yang ditutup cerah bergairah pada perdagangan Rabu (21/4/2021) waktu setempat.

Beralih ke AS, bursa Wall Street kembali sumringah pada penutupan perdagangan dini hari tadi setelah investor kembali memborong saham-saham yang diuntungkan dengan berputarnya kembali roda ekonomi, dan sementara melupakan faktor kenaikan angka Covid-19 global yang tentunya akan memperlambat laju perekonomian.

Indeks Dow Jones berhasil melesat 0,93% ke level 34.137,31, S&P 500 juga berhasil melesat 0,93% ke 4/173,42 dan mendekati level tertinggi sepanjang masanya di angka 4.191,31, sedangkan indeks acuan Nasdaq berhasil terbang paling kencang dengan kenaikan 1,19% ke 13.950,22.

Optimisme di bursa pasar modal datang setelah perdagangan global kembali dibuka, selain itu Presiden AS Joe Biden akan membuka konvensi iklim global dan mengundang 40 petinggi negara secara virtual untuk mendiskusikan tentang pemotongan emisi global dan membahas bahaya pemanasan global.

Selain itu Senat AS juga baru saja meloloskan aturan Endless Frontier Act. Di mana AS siap menginvestasikan US$ 100 miliar selama lima tahun ke depan untuk penelitian teknologi dasar dan teknologi canggih ditambah US$ 10 miliar untung membangun hub teknologi antar negara.

Di Eropa, Bank Sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB) akan merilis kebijakan moneternya dan pada hari ini dan menjadi rilis yang dinanti-nanti oleh para investor.

ECB disebut kemungkinan akan tetap menahan suku bunga di level yang rendah. ECB diekspektasikan akan mempertahankan era suku bunga rendah hingga 2023 atau paling tidak hingga pertengahan 2022.

Meskipun demikian yang dinanti oleh pelaku pasar tentunya adalah apakah ECB akan memutuskan untuk mengurangi perlahan pembelian aset atau tetap melanjutkanya untuk menyuntik likuiditas ke pasar.

Kontraksi ekonomi juga diekspektasikan akan banyak terjadi di negara-negara Uni-Eropa akan tetapi melihat reli mata uang Euro bulan ini, sepertinya investor tidak akan terlalu takut akan hal ini.

Memang investor di negara bagian Uni-Eropa sangat beriorentasi kepada masa depan. Sehingga meskipun kecepatan vaksinasi EU kalah jauh dibanding dengan AS dan Britania Raya, mereka mengangap di EU semakin banyak orang yang divaksin semakin baik, apalagi setelah pemerintah EU kembali memperbolehkan pengunaan vaksin Johnson & Johnson yang sempat geger karena menyebabkan peembekuan darah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular