
Sudah Anjlok 3 Hari, Saatnya IHSG Bangkit ke Atas 6.000 Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 3 hari beruntun Rabu kemarin, dan berakhir di bawah level psikologis 6.000. Selain itu, nilai transaksi semakin hari juga semakin menciut. Pada perdagangan hari ini, Kamis (22/4/2021) IHSG berpeluang bangkit melihat bursa saham AS (Wall Street) yang menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat, dan disusul bursa Asia pagi ini.
Data pasar menunjukkan IHSG pada perdagangan Rabu melemah 0,75% ke 6.993,242. Sehingga total pelemahannya sejak awal pekan sebesar 1,53%. Kemarin investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 578 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi hanya 7,59 triliun.
Nilai transaksi tersebut turun jauh ketimbang bulan Januari lalu yang per harinya di kisaran Rp 20 triliun.
Salah satu penyebab penurunan signifikan di nilai transaksi tersebut yakni kebijakan BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) mengurangi bobot investasinya di saham dan reksa dana, membuat sebagian manajer investasi ragu-ragu untuk berinvestasi ke pasar saham.
Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto menilai, sentimen BP Jamsostek cukup pengaruh ke pasar, mengingat BPJS merupakan investor institusi yang mengelola dana besar yang sanggup bersaing dengan investor asing. Hal ini yang menyebabkan bursa saham relatif sepi transaksi belakangan ini.
"Pengaruh, secara sentimen jelas ada. BPJS sendiri merupakan investor dengan dana besar yang sanggup head to head dengan asing. Jadi kalau mereka tidak aktif, maka bursanya juga mungkin akan kekurangan daya pendorong," kata Rudiyanto saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (21/4/2021).
Secara teknikal, IHSG akhirnya longsor lagi ke bawah level psikologis 6.000 kemarin. Bursa Kebanggaan Tanah Air ini semakin menjauhi rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat, sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun dan sudah mencapai wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Support terdekat berada di 5.960, selama bertahan di atasnya IHSG berpeluang bangkit menguji level psikologis 6.000 kini menjadi resisten terdekat. Penembusan konsisten di atas level psikologis akan membawa IHSG menguat ke 6.030. Target selanjutnya jika level tersebut ditembus berada di 6.070.
Sementara jika support dilewati, IHSG berisiko turun ke level 5.925.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga