Duh! Laba Emiten Jalan Tol Grup Sandi Uno Ambles 46% di 2020

Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 April 2021 18:18
Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno/ Twitter @sandiuno
Foto: Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno/ Twitter @sandiuno

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten jalan tol PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) mengalami penurunan laba bersih yang signifikan sepanjang tahun lalu. Tercatat terjadi penurunan laba bersih hingga 45,50% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 55,12 miliar dari Rp 101,15 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Sejalan dengan itu, nilai laba per saham ikut turun menjadi Rp 23 dari sebelumnya sebesar Rp 41.

Data laporan keuangan mencatat, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 2,08 triliun, menyusut 20,32% YoY dari posisi akhir Desember 2019 yang senilai Rp 2,61 triliun.

Penurunan laba yang lebih besar ini disebabkan karena naiknya beban lainnya menjadi Rp 21,34 miliar dari Rp 11,86 miliar.

Beban keuangan juga naik menjadi Rp 14,94 miliar dari sebelumnya senilai Rp 4,02 miliar. Juga terjadi kenaikan pada rugi ventura bersama yang membengkak menjadi Rp 6,29 miliar dari sebelumnya senilai Rp 884,31 juta.

Perusahaan menyebutkan penurunan kinerja ini disebabkan karena terjadinya pandemi Covid-19 yang berdampak pada turunnya kegiatan perekonomian.

Manajemen NRCA menyatakan, pandemi ini memberikan efek pada kegiatan operasional dan bisnis perusahaan dan anak usahanya yang berdampak pada sektor konstruksi bangunan, walaupun pelaksanaan proyek-proyek konstruksi yang ada masih tetap berlangsung, namun beberapa proyek/tender baru mengalami penundaan untuk sementara waktu.

Kemudian juga pada sektor perhotelan, sebagai akibat pembatasan aktivitas melalui kewajiban physical distancing serta adanya pembatasan visa kunjungan dan pembatasan wilayah, maka tingkat okupansi hotel mengalami penurunan signifikan sejak akhir Maret 2020.

"Dampak pandemik virus Covid-19 secara keseluruhan belum dapat diestimasi secara handal saat ini. Manajemen terus memonitor perkembangan wabah Covid-19 dan terus mengevaluasi dampaknya terhadap bisnis, posisi keuangan, dan hasil operasi Perusahaan dan entitas anak," tulis laporan keuangan tersebut, dikutip Rabu (21/4/2021).

Pada periode tersebut, aset NRCA menjadi sebesar Rp 2,22 triliun, turun dari posisi akhir 2019 yang senilai Rp 2,46 triliun. Aset lancar tercatat mencapai Rp 1,98 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 238,83 miliar.

Di pos liabilitas, terjadi penurunan sepanjang tahun lalu menjadi Rp 1,06 triliun dari sebelumnya Rp 1,24 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 963,89 miliar dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 104,40 miliar.

Ekuitas perusahaan di akhir 2020 lalu mencapai Rp 1,15 triliun, turun dari posisi akhir Desember 2019 yang sebesar Rp 1,22 triliun.

Lapkeu 2020 mencatat, saham perusahaan 65,42% dipegang oleh PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) 7,20%, sisanya perorangan direksi dan komisaris dan beberapa perusahaan terbatas dengan porsi kecil, sementara pubik 17,44%.

Adapun Saratoga adalah grup bisnis yang didirikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan pebisnis Edwin Soeryadjaya.

Dari pasar modal, saham NRCA stagnan di level Rp 334/saham, dengan koreksi sepekan 0,60% dan sebulan minus 3,47%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jeng...Jeng! Laba Emiten Konstruksi Sandi Uno NRCA Drop 70%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular