Menguat 3 Hari Beruntun, Rupiah Terbaik di Asia!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 April 2021 15:38
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

BI kali ini menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode April 2021, Selasa (20/4/2021). Angka itu lebih rendah ketimbang perkiraan sebelumnya yaitu 4,3-5,3%.

Menurut Perry, satu hal yang membuat pertumbuhan ekonomi lebih terbatas adalah konsumsi swasta. Memang masih ada pertumbuhan, tetapi lajunya lebih rendah ketimbang proyeksi sebelumnya.

Terbatasnya konsumsi, lanjut Perry, disebabkan oleh mobilitas masyarakat yang masih terbatas. Indonesia memang terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi anti-virus corona, tetapi bukan berarti sudah tidak ada pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat.

Sementara kontributor lain, demikian Perry, masih tumbuh. Ekspor dan konsumsi pemerintah diperkirakan mampu menopang ekspansi ekonomi.

Selain transaksi berjalan (current account) Indonesia diperkirakan kembali defisit pada kuartal I-2021, setelah dua kuartal beruntun membukukan surplus.

"Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2021 akan rendah. Didukung oleh surplus neraca perdagangan yang tercatat surplus US$ 5,25 miliar, melanjutkan surplus pada triwulan sebelumnya," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode April 2021, Selasa (20/4/2021).

Sebagai informasi, transaksi berjalan Indonesia pada kuartal IV-2020 membukukan surplus 0,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada kuartal sebelumnya, transaksi berjalan surplus 0,4% PDB.

"Kinerja positif sektor eksternal ditopang permintaan Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Serta kenaikan harga komoditas dunia. Ekspor meningkat di CPO, bijih logam, manufaktur besi baja, kimia organik, dan kendaraan bermotor," papar Perry.

Ke depan, Perry memperkirakan defisit transaksi berjalan Indonesia tetap rendah di kisaran 1-2% PDB. Ini masih sehat sehingga mendukung ketahanan eksternal ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular