
Bye 6.000! IHSG Agaknya Siap-siap Longsor Lagi di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk pada perdagangan sesi pertama siang ini, Selasa (20/4/2021). IHSG mengakhiri perdagangan sesi pertama IHSG terdepresiasi 0,84% ke level 6.001,80 setelah seharian berkutat di zona merah.
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 4,7 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 321 miliar di pasar reguler.
Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini Selasa (20/4/2021). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI-7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%.Dari 11 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, semuanya kompak melihat suku bunga tetap bertahan di level 3,5%.
"Setelah mempertahankan suku bunga bulan lalu, kami merasa bahwa BI cukup nyaman dalam menjaga selisih suku bunga di tengah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). Selain itu, bank sentral juga masih meyakini bahwa masih ada ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga dengan BI-7 Day Reverse Repo Rate di posisi yang sekarang. Oleh karena itu, posisi kami adalah BI akan terus mempertahankan suku bunga sepanjang 2021," papar riset Citi.
Sementara itu obligasi tenor 10 tahun milik Paman Sam yang sempat menghantui pasar saham kembali terkoreksi ke level 1,555% setelah sempat naik ke level 1,615%.
Obligasi AS ini sempat menyentuh level 1,77% dan menyebabkan pasar saham di berbagai belahan negara dunia tumbang setelah investor melarikan dananya ke obligasi ini karena adanya ketakutan The Fed, bank sentral AS, akan menaikkan suku bunga.
Dengan meredanya yield obligasi AS ini sejatinya menjadi kabar baik bagi pasar modal, selain itu ketakutan pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga juga sudah berkurang di mana disebutkan setidaknya the Fed akan terus mempertahankan suku bunga 0% paling tidak hingga akhir tahun ini.
![]() Analisis Teknikal Sesi 2, 20 April 2021/Tri Putra |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.030. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.960.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 39 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500