
Asing Keluar Rp 193 M, IHSG Lesu 0,55% di Awal Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (19/4/2021). Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berakhir melemah 0,55% ke level 6.052,54.
Data perdagangan mencatat sebanyak 209 saham menguat, 271 melemah dan 169 lainnya stagnan. Nilai transaksi hari ini kembali menyusut menjadi Rp 9,3 triliun. Tercatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 193 miliar.
Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) di saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) sebesar Rp 452 miliar dan di saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) sebesar Rp 25 miliar.
Sedangkan beli bersih dilakukan asing di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dikoleksi sebesar Rp 60 miliar dan di PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebesar Rp 59 miliar.
Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur pada bulan ini. Salah satu faktor yang tentunya akan menjadi pertimbangan MH Thamrin adalah stabilitas nilai tukar rupiah.
Gubernur Perry Warjiyo dan kolega dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 April 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI-7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di level 3,5%.
Dari 11 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, seluruhnya menyatakan demikian, tidak ada dissenting opinion.
"Setelah mempertahankan suku bunga bulan lalu, kami merasa bahwa BI cukup nyaman dalam menjaga selisih suku bunga di tengah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). Selain itu, bank sentral juga masih meyakini bahwa masih ada ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga denganBI 7 Day Reverse Repo Rate di posisi yang sekarang. Oleh karena itu, posisi kami adalah BI akan terus mempertahankan suku bunga sepanjang 2021," papar riset Citi.
Kemudian, Citi juga menilai stabilitas nilai tukar rupiah akan menjadi pertimbangan BI. Sebagai catatan, rupiah melemah 1,11% di hadapan dolar AS dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date), depresiasi rupiah mencapai 3,7%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500