
Baru 30 Menit, Asing Kabur Rp 140 M! Ini Biang Kerok Sahamnya

Jakarta, CNBC Indonesia - , Senin ini (19/4/2021) di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka merah tipis pagi ini di level 0,02% ke level 6.084,78.
Data BEI mencatat, pada pukul 09.30 WIB, asing sudah melego saham-saham emiten RI sebesar Rp 140 miliar di semua pasar, terbesar di pasar reguler Rp 139,17 miliar.
Saham-saham yang dilepas asing yakni:
1. Triputra Agro Persada (TAPG) Rp 210 M, saham naik 3,82% Rp 680/saham
2. Indah Kiat Pulp and Paper (INKP), Rp 4,8 M, saham -2,77% Rp 9.650
3. Merdeka Copper Gold (MDKA) Rp 4,3 M, saham _1,23% Rp 2.450
4. Sarana Menara (TOWR), Rp 4 M, saham -1,32% Rp 1.120
5. Pakuwon Jati (PWON), Rp 2,9 M, saham -0,99% Rp 500
6. Wijaya Karya (WIKA), Rp 2,8 M, saham -0,36% Rp 1.385
7. Bank Mandiri (BMRI), Rp 2,2 M, saham -1,19% Rp 6.225
Sentimen hari ini datang dari kantor pusat Bank Indonesia (BI) di MH Thamrin, BI diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini. Salah satu faktor yang tentunya akan menjadi pertimbangan para petinggi BI dalam RDG di kantor pusatnya, MH Thamrin, adalah stabilitas nilai tukar rupiah.
Gubernur Perry Warjiyo dan kolega dijadwalkan menggelar RDG pada19-20 April 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Dari 11 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, seluruhnya menyatakan demikian, tidak ada dissenting opinion.
"Setelah mempertahankan suku bunga bulan lalu, kami merasa bahwa BI cukup nyaman dalam menjaga selisih suku bunga di tengah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). Selain itu, bank sentral juga masih meyakini bahwa masih ada ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga dengan BI 7 Day Reverse Repo Rate di posisi yang sekarang. Oleh karena itu, posisi kami adalah BI akan terus mempertahankan suku bunga sepanjang 2021," papar riset Citi.
Kemudian, Citi juga menilai stabilitas nilai tukar rupiah akan menjadi pertimbangan BI. Sebagai catatan, rupiah melemah 1,11% di hadapan dolar AS dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date), depresiasi rupiah mencapai 3,7%.
Meski IHSG melemah, pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang menilai, Senin ini, IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya menyusul terjadinya penguatan Indeks Dow Jones di bursa AS Wall Street ke level tertinggi baru kembali di level 34,200 setelah di hari Jumat menguat sebesar +0.48%.
Potensi penguatan IHSG juga disertai naiknya harga beberapa komoditas, penguatan rupiah sebesar +0.34% di level Rp 14.565 serta berlanjutnya net buy investor asing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500