
Setelah Reli 6 Hari, Dolar Singapura Akhirnya Turun Juga

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura akhirnya melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (16/5/2021), setelah menguat dalam 6 hari beruntun dan menyentuh level tertinggi satu tahun. Posisi yang cukup tinggi tersebut memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat dolar Singapura melemah.
Pada pukul 11:21 WIB, SG$ 1 setara Rp 10,922,29, dolar Singapura melemah 0,14% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya dalam 6 hari perdagangan terakhir, Mata Uang Negeri Merlion ini total menguat 1,28%.
Selain profit taking, rupiah yang cukup bertenaga akibat capital inflow yang terjadi membuat dolar Singapura tertekan.
Membaiknya sentimen pelaku pasar membuat aliran modal kembali masuk ke negara emerging market dengan imbal hasil tinggi seperti Indonesia. Hal ini terindikasi dari penurunan yield obigasi atau Surat Berharga Negara (SBN) hari ini.
Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Ketika harga naik maka yield akan turun, begitu juga sebaliknya. Saat harga naik, artinya ada aksi beli yang menjadi indikasi capital inflow.
Yield SBN tenor 10 tahun siang ini turun 5,8 basis poin ke 6,511%.
Sementara itu dari pasar saham, di perdagangan sesi I hari ini investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sekitar 77 miliar. Sementara dalam 2 hari sebelumnya sekitar 1,2 triliun.
Rupiah yang tertekan selama 6 hari beruntun akhirnya berakhir bangkit.
Dolar Singapura melaju kencang di pekan ini setelah Singapura resmi lepas dari resesi.
Data dari Singapura Rabu lalu menunjukkan produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2021 tumbuh 0,2% year-on-year (YoY), setelah mengalami kontraksi sepanjang tahun lalu.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun secara tahunan (year-on-year/YoY).
Artinya, Singapura kini sudah sah lepas dari resesi. Sementara jika dilihat secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ), PDB Singapura tumbuh 2%, dan sudah dalam tren positif dalam 3 kuartal beruntun.
Rilis PDB tersebut, sesuai dengan proyeksi bank ING.
ING sebelumnya merevisi proyeksi PDB periode Januari-Maret menjadi tumbuh 0,2%, dari proyeksi sebelumnya kontraksi 2,7%. Sementara sepanjang tahun 2021, ING memprediksi PDB Singapura akan tumbuh 5,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?
