Analisis Teknikal

Jangan Sampai Rupiah Lesu 9 Pekan Beruntun, Apa Kata Dunia?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 April 2021 08:57
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah stagnan lagi melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin di Rp 14.600/US$. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 3 November.

Dua hari yang lalu, rupiah juga mengakhiri perdagangan di level tersebut, bahkan pergerakannya juga mirip, menjadi "raja patung".

Rupiah membuka perdagangan dengan stagnan, sempat melemah 0,07% kemudian stagnan lagi sepanjang perdagangan. Bedanya, kemarin rupiah sempat melemah 0,07% di Rp 14.610/US$.

Jika gagal bangkit pada perdagangan hari ini, maka rupiah akan membukukan pelemahan 9 pekan beruntun. Hingga minggu lalu, Mata Uang Garuda sudah anjlok 8 pekan beruntun, dengan total persentase 4,37%. 

Peluang rupiah bangkit pada hari ini, Jumat (16/4/2021) cukup besar, sebab indeks dolar AS masih terus melemah, dan sentimen pelaku pasar sedang bagus.

Pada perdagangan kemarin, indeks dolar kembali turun meski sangat tipis 0,01%. Dengan demikian, sepanjang pekan ini indeks dolar AS sudah menurun dalam 4 hari beruntun dengan total 0,52%.

Tren penurunan indeks dolar AS dimulai sejak 31 Maret lalu hingga Rabu kemarin. Selama periode tersebut indeks dolar AS hanya menguat 3 kali saja, total pelemahannya sebesar 1,72%.

Sementara itu bagusnya sentimen pelaku pasar terlihat dari penguatan bursa saham AS (Wall Street) hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, dan diikuti bursa Asia pagi ini.

Selain itu, yield obligasi (Treasury) AS sedang mengalami penurunan dan berada di level terendah satu bulan. Hal tersebut dapat membuat Surat Berharga Negara (SBN) menguat dan terjadi capital inflow yang dapat menjadi tenaga bagi rupiah.

Secara teknikal, belum ada perubahan dibandingkan kemarin, sebab rupiah berakhir stagnan 2 hari terakhir. Tekanan bagi rupiah yang disimbolkan USD/IDR cukup besar setelah berada di Rp 14.600/US$.

Rupiah berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Namun, munculnya stochastic bearish divergence membuka ruang penguatan rupiah. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.

Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.

Rupiah kini berada di area resisten Rp 14.590 hingga Rp 14.610/US$, jika mampu kembali ke bawahnya ada peluang untuk menguat ke 14.560/US$. Jika level tersebut dilewati, maka rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.520/US$.

Sebaliknya, jika resisten ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.660/US$, sebelum menuju Rp 14.700/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular