Pascamelesat 5%, Harga Minyak Diterpa Aksi Ambil Untung

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 April 2021 11:25
Arab Saudi
Foto: Saudi Aramco/Handout via REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah melesat tajam pada perdagangan Rabu kemarin (14/4/2021). Namun tampaknya hari ini, Kamis (15/4), nasib si emas hitam langsung kena aksi ambil untung (profit taking).

Harga kontrak berjangka minyak mentah melesat 5% kemarin. Namun hari ini kontrak Brent melemah tipis 0,05% ke US$ 66,55/barel dan kontrak West Texas Intermediate (WTI) drop lebih dalam dengan koreksi 0,16% ke US$ 63,05/barel.

Keduanya kini berada di rentang harga tertingginya hampir dalam satu bulan terakhir. Kala itu harga minyak mentah belum diterpa dengan gelombang koreksi yang berlarut-larut hingga harga bergerak dengan fluktuasi yang tajam.

Harga minyak terangkat signifikan karena ada revisi ke atas permintaan minyak mentah disertai dengan rilis data persediaan minyak AS yang anjlok dalam. Kelompok negara eksportir minyak (OPEC) menaikkan proyeksi permintaan minyak sebesar 70 ribu barel per hari (bph) tahun ini. 

Jika ditotal permintaan minyak berdasarkan perkiraan para kartel tersebut akan naik menjadi 5,95 juta bph di tahun 2021. 

Menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA), baik permintaan maupun pasokan minyak global akan diseimbangkan kembali pada paruh kedua tahun ini setelah permintaan hancur pada tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 berkecamuk.

Produsen kemungkinan perlu memompa 2 juta bph lagi untuk memenuhi permintaan. Di saat yang sama rilis data perminyakan AS juga menunjukkan penurunan stok yang lebih dalam dari perkiraan.

Persediaan minyak mentah AS ECI turun 5,9 juta barel pekan lalu mengacu pada data Administrasi Informasi Energi (EIA). Penurunan persediaan secara rilllebih dari dua kali lipat ekspektasi analis yang memperkirakan bakal terjadi penurunan 2,9 juta barel.

"Kami melihat penurunan persediaan yang kuat bahkan setelah memperhitungkan risiko bearish karena operasi kilang akan meningkat tajam dalam beberapa bulan mendatang," kata analis Citi Research dalam sebuah catatan, mengutip Reuters.

Pasokan bensin yang menjadi indikator konsumsi bahan bakar AS, meningkat menjadi 8,9 juta bph minggu lalu atau tertinggi sejak Agustus, berdasarkan laporan EIA.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngos-ngosan Sepekan, Harga Minyak Dunia Gak Kuat Nanjak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular