
Bursa Asia Berakhir Mixed, IHSG Meroket! Nikkei-STI Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas kembali ditutup menghijau pada perdagangan Rabu (14/4/2021), setelah mendapat sentimen positif dari bursa saham Amerika Serikat (AS) yang menyambut positif dari kenaikan inflasi AS.
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melonjak 1,42% ke level 28.900,83, Shanghai Composite China berakhir melesat 0,6% ke 3.416,72, KOSPI Korea Selatan menguat 0,42% ke 3.182,38 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia terpantau terbang 2,07% ke 6.050,28.
Sedangkan indeks Nikkei Jepang berakhir melemah 0,44% ke 29.620,99 dan indeks Straits Times Singapura ditutup turun 0,27% ke 3.179,39.
Pasar saham AS pada Selasa (13/4/2021) naik ke rekor tertinggi karena imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS kembali mereda setelah data menunjukkan inflasi AS tidak meningkat secara 'liar' saat ekonomi mulai dibuka kembali.
Data ekonomi AS menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,6% dan menjadi kenaikan terbesar sejak Agustus 2012, karena meningkatnya vaksinasi Covid-19 dan stimulus fiskal yang memicu permintaan barang.
Saham teknologi juga menjadi pendorong indeks saham di Asia, terutama di kawasan China berakhir cerah pada hari ini, setelah 12 perusahaan mengindikasikan akan tunduk pada aturan anti-monopoli. Saham teknologi JD.com pun melesat 2,55% pada hari ini.
Namun, indeks saham Nikkei di Jepang terpaksa berakhir melemah pada hari ini, karena pelaku pasar di Jepang khawatir akan kasus Coivd-19 yang kembali melonjak, sehingga menimbulkan keraguan atas prospek rebound ekonomi dan akibat penurunan suku bunga yang menyeret saham perbankan dan saham asuransi.
"Harapan untuk pembukaan kembali ekonomi menyusut karena peluncuran vaksin di Jepang jauh lebih lambat daripada negara lain, sementara jumlah kasus Covid-19 baru terus meningkat," kata Shoichi Arisawa, General Manager of Invesment Research di IwaiCosmo Sekuritas, dikutip dari Reuters.
Vaksinasi di Jepang tercatat yang paling lambat di antara negara-negara maju lainnya, sementara infeksi meningkat, dan para ahli khawatir Tokyo berada di titik puncak "eksplosif" kasus Coivd-19 menjelang 100 hari Olimpiade Tokyo.
Sementara itu, kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) menguat di sesi awal setelah indeks S&P 500 ditutup ke posisi tertinggi baru. Investor memantau rilis kinerja keuangan dari emiten kakap seperti JPMorgan, Goldman Sachs dan Wells Fargo.
Dari kabar vaksin Covid-19, Otoritas kesehatan AS pada Selasa (13/4/2021) waktu setempat merekomendasikan pembagian vaksin Johnson & Johnson (J&J), setelah enam penerima berjenis kelamin perempuan berusia di bawah 50 tahun yang memunculkan penggumpalan darah.
Johnson & Johnson mengumumkan penundaan vaksinasi di Eropa, sedangkan Afrika Selatan juga menunda penggunaan vaksin tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
