Gainers-Losers

IHSG Meroket! Asing Borong BBCA-BBRI dan Lepas BMRI-INKP

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
14 April 2021 12:28
President director of PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja talks during a meeting in Jakarta, Indonesia, July 24, 2019. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham dalam negeri kembali bergairah pada perdagangan sesi I Rabu (14/4/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 1,45% ke level 6.013,30, mengikuti bursa saham Asia yang mayoritas menguat pada perdagangan hari ini.

Data perdagangan mencatat sebanyak 302 saham terapresiasi, 171 saham terdepresiasi, dan 149 lainnya flat. Nilai transaksi pada perdagangan sesi I hari ini kembali naik menjadi Rp 5 triliun. Investor asing kembali memburu saham-saham di pasar reguler sebesar Rp 112 miliar.

Ada enam saham yang diburu oleh investor asing pada perdagangan hari ini, di mana asing akhirnya memburu saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Adapun saham-saham yang diburu asing pada perdagangan sesi I Rabu (14/4/2021) adalah:

Walaupun asing kembali merangsek ke bursa saham RI dan membuat IHSG ditutup melesat, namun asing juga melepas beberapa saham pada perdagangan sesi I hari ini.

Berikut saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada perdagangan sesi I hari ini.

Bursa Asia mayoritas menguat pada perdagangan hari ini. Tercatat pada pukul 12:00 WIB, indeks Hang seng Hong Kong melesat 1,21%, Shanghai Composite China menguat 0,1%, dan KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,33%.

Sementara untuk indeks Nikkei Jepang melemah 0,26% dan indeks Straits Times Singapura turun 0,29%.

Pasar saham di Asia maupun nasional terimbas sentimen positif dari bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street yang menyambut kenaikan inflasi AS.

Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret tahun ini dilaporkan tumbuh 2,6% secara tahunan (year-on-year/YoY), dibandingkan dengan posisi Februari yang sebesar 1,7%. Pertumbuhan itu lebih tinggi dari hasil survei Reuters sebesar 2,5% YoY.

Sementara itu, inflasi inti yang mencerminkan naik-turunnya daya beli masyarakat karena mengecualikan komoditas dengan harga bergejolak (makanan dan energi), tumbuh 1,6% YoY, dari bulan sebelumnya 1,3% YoY. Ini juga lebih tinggi dari prediksi 1,5% YoY.

Pemerintah dan bank sentral AS menyatakan bahwa inflasi AS akan meningkat beberapa bulan ke depan. Kenaikan itu dinilai wajar dan bersifat sesaat karena basis Maret 2020 memang rendah akibat pembatasan masyarakat (lockdown). Di luar itu, masyarakat juga mulai membelanjakan dana tunai yang diperoleh dari program stimulus pemerintah.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam hal pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan mendekati 0%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular