Internasional

Meleset dari Ekspektasi, Ekspor China 'Cuma' Naik 30,6%

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 April 2021 13:15
Pembeli memilih pernak-pernik Imlek yang dijual di Kawasan Petak sembilan, Kota, Jakarta Barat, Sabtu (12/1/2018). Menjelang Tahun Baru Imlek 2570, sejumlah pedagang telah menjajakan berbagai macam pernak-pernik imlek. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - EksporĀ China tumbuh dengan kecepatan tinggi pada Maret 2021 setelah meningkatnya permintaan global pasca vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia. Sementara pertumbuhan impor melonjak ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Pada Selasa (13/4/2021), ekspor China dalam dolar melonjak 30,6% dibandingkan Maret tahun sebelumnya, meleset dari ekspektasi para analis. Sementara impor dalam dolar AS naik 38,1% dibanding Maret 2020.

Namun pertumbuhannya lebih lambat dari rekor pertumbuhan 154,9% pada Februari. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekspor China naik 35,5% tahun ke tahun di bulan Maret, dan impor naik 23,3% dibandingkan periode yang sama.

Data menunjukkan total impor melonjak 38,1% year-on-year bulan lalu, laju tercepat sejak Februari 2017 karena harga komoditas yang tinggi, mengalahkan perkiraan 23,3% dan dibandingkan dengan pertumbuhan 17,3% pada Februari.

Negara ini mengimpor 1,02 juta ton daging pada Maret, volume bulanan tertinggi setidaknya sejak Januari 2020. Sementara impor bijih besi, tembaga, dan minyak mentah kedelai juga meningkat.

China membukukan surplus perdagangan US$ 13,8 miliar bulan lalu, dibandingkan ekspektasi analis untuk surplus naik menjadi US$ 52,05 miliar dari US$ 37,88 miliar pada Februari.

"Permintaan luar negeri yang kuat kemungkinan akan dipertahankan sepanjang kuartal kedua karena ekonomi global semakin pulih," kata Nie Wen, analis di Nie Wen, ekonom di Hwabao Trust.

"Tetapi dengan percepatan dalam upaya vaksinasi global, sektor industri di negara lain secara bertahap dimulai kembali. Masih harus dilihat apakah pertumbuhan ekspor bintang China akan mulai merosot."

Meskipun kasus infeksi Covid-19 sporadis di kota-kota perbatasan China, beruntung pihak berwenang dapat menahan sebagian besar virus untuk mendorong pemulihan konsumen.

Beijing juga berhasil mengendalikan sebagian besar pandemi Covid-19 jauh lebih awal daripada banyak negara berkat aturan pembatasan dan penguncian (lockdown) yang ketat pada fase awal wabah tahun 2020 lalu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Tak Lagi Perkasa, Awas Indonesia Bisa Ikut Sengsara!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular