Proyeksi Broker

Bursa Asia Hijau! IHSG Diramal Merah, Awas Profit Taking

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
13 April 2021 08:48
IHSG (Rengga Sencaya, Detikcom)
Foto: IHSG (Rengga Sencaya, Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi ambil untung investor atau profit taking diproyeksikan masih akan terjadi pada perdagangan di hari pertama puasa Selasa ini (13/4/2021), sehingga diperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melanjutkan pelemahan.

Sebelumnya, Senin kemarin, IHSG berakhir di teritori negatif dengan pelemahan cukup agresif 2% ke level 5.948,56 poin. Nilai transaksi harian mencapai Rp 9,54 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,07 juta kali. Pelaku pasar asing melakukan jual bersih sebesar Rp 270,82 miliar.

Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang berpendapat, kombinasi turunnya indeks Dow Jones (DJIA) sebesar 0,16%, EIDO (indeks iShares MSCI Indonesia) -2.58% serta turunnya harga beberapa komoditas seperti emas 0,70%, CPO 3,32%, timah dan nikel yang turun 0,05% dan 2,85% menjadi katalis negatifnya.

Di sisi lain, ada depresiasi rupiah serta naiknya yield (imbal hasil) obligasi tenor 10 tahun baik AS dan Indonesia membuka peluang terjadinya aksi profit taking lanjutan dalam perdagangan Selasa ini.

"IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 5.898 - 6.009," kata Edwin Sebayang, dalam risetnya, Selasa (13/4/2021).

Sementara itu, PT Samuel Sekuritas Indonesia mencermati, pelaku pasar nampaknya mencermati dan menunggu data ekonomi serta rilis kinerja emiten kuartal pertama yang akan mulai keluar minggu ini di antaranya Goldman Sachs dan JPMorgan.

Dari regional, terjadi lonjakan kasus covid-19 di India, kini India menduduki peringkat 2 kasus tertinggi menggantikan Brazil. Sementara itu, di dalam negeri, kasus baru Covid-19 di dalam negeri Senin diumumkan sebanyak 4.829 kasus dengan kesembuhan 5.289 kasus dengan recovery rate mencapai 90.3%.

"Setelah penurunan tajam kemarin, IHSG diproyeksi akan rebound, namun wait and see data inflasi AS diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan IHSG sehingga penguatan cenderung terbatas," ungkap Samuel Sekuritas

Adapun di regional, bursa Asia dibuka semarak pada perdagangan Selasa (13/4/2021), jelang rilis data neraca perdagangan China periode Maret 2021 pada pukul 10:00 waktu setempat atau pukul 09:00 WIB dan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) malam nanti pukul 19:30 WIB.

Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,23%, Hang Seng Hong Kong dibuka tumbuh 0,37%, Shanghai Composite China menguat 0,13%, indeks Straits Times Singapura naik tipis 0,06% dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,15%.

Pelaku pasar di Asia akan mencermati rilis data neraca perdagangan dan data ekspor-impor China periode Maret 2021 yang akan dirilis pada pukul 10:00 waktu China/Hong Kong atau pukul 09:00 WIB.

Sementara dari kabar korporasi, investor akan mengawasi saham raksasa teknologi China Alibaba, setelah bank sentral China (People Bank of China/PBoC) mengumumkan pada Senin (12/4/2021) kemarin bahwa perusahaan afiliasi keuangan dari Alibaba, Ant Group akan merestrukturisasi sebagai perusahaan induk keuangan.

Itu terjadi hanya beberapa hari setelah Alibaba didenda US$ 2,8 miliar karena melanggar aturan anti-monopoli.

Beralih ke Negeri Paman Sam (AS), bursa saham New York (Wall Street) mengawali pekan ini di zona merah, turun dari rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada pekan lalu. Pelaku pasar menanti rilis data inflasi, serta laporan laba rugi emiten di pekan ini.

Indeks Dow Jones pada perdagangan Senin (12/4/2021) waktu setempat melemah 0,16% ke 33.745,4, S&P 500 turun tipis 0,02% ke 4.127,99, dan Nasdaq minus 0,36% ke 13.850.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular