ASII & BBCA Dilepas Asing Rp 200 M, IHSG Ambruk Nyaris 2%

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
12 April 2021 13:53
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sesi perdagangan kedua setelah istirahat baru dimulai, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin ambles. Pada 13.45 WIB IHSG terjun hampir 2% keluar dari level psikologis 6.000.

Data perdagangan mencatat ada 118 saham menguat, 369 saham melemah dan sisanya 142 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 6,18 triliun dan asing kabur Rp 405 miliar. 

Saham-saham big cap seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Astra International Tbk (ASII) banyak dilepas asing. Net sell asing di kedua saham tersebut mencapai Rp 200 miliar sendiri. 

Saham BBCA turun nyaris 2% sementara ASII terpangkas hampir 4% atau tepatnya 3,79%. Pelemahan yang dalam kedua saham tersebut membuat indeks saham acuan dalam negeri itu semakin terbebani. 

Sejatinya sentimen untuk aset berisiko dalam negeri masih positif. Pertama karena yield obligasi dan dolar AS yang mulai melandai. Namun di sisi lain kabar kurang mengenakkan datang dari China.

Vaksin yang diproduksi Negeri Panda disebut tak terlalu manjur dalam melindungi diri dari Covid-19. Padahal, sekitar 60% vaksin yang dipakai pemerintah Indonesia dalam program vaksinasi saat ini merupakan produksi China.

"Tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," tutur dia dalam konferensi pers pada Minggu malam waktu setempat, di Chengdu. Dia mengakui pihaknya secara resmi masih menjajaki kemungkinan penggunaan vaksin dengan metode berbeda, seperti eksperimen mRNA yang banyak digunakan di Negara Barat.

Dari dalam negeri, investor memantau data penjualan ritel Indonesia bulan Februari. Hingga bulan Januari, penjualan ritel sudah negatif selama 14 bulan beruntun dan pada Februari anjlok 16,4% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Rilis data penjualan ritel dalam negeri pun mengecewakan. Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2021 sebesar 177,1. Terjadi kontraksi atau pertumbuhan negatif 2,7% MtM. Secara YoY, kontraksinya mencapai 18,1%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular