Vaksinasi AstraZeneca Dipantau, Bursa Eropa Drop di Sesi Awal

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
09 April 2021 17:03
The German share prize index DAX board is photographed early afternoon on the day of the Brexit deal vote of the British parliament in Frankfurt, Germany, January 15, 2019. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Foto: Frankfurt Stock Exchange (DAX) (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa tertekan di jalur hijau pada sesi awal perdagangan Jumat (9/4/2021), karena pelaku pasar mulai mencari arah angin sentimen setelah aksi cetak rekor di berbagai bursa kemarin.

Indeks Stoxx 600 yang berisi 600 saham unggulan Eropa itu bertambah 0,15% pada sesi pembukaan, dengan indeks saham sektor asuransi melemah 0,5% di tengah koreksi mayoritas indeks saham sektoral lainnya.

Selang 2 jam kemudian, reli indeks Stoxx 600 menjadi 0,2 poin (-0,04%), menjadi 436,68. DAX Jerman minus 5 poin (-0,03%) ke 15.197,64 dan FTSE Inggris turun 18 poin (-0,26%) ke 6.924,18. Di sisi lain, indeks CAC Prancis 11,5 poin (+0,19%) ke 6.177,24.

Kebanyakan saham di Asia Pasifik melemah, meski bursa Amerika Serikat (AS) pada dini hari tadi menguat dan menyentuh rekor tertinggi baru merespons komentar bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang cenderung mempertahankan kebijakan suku bunga longgar.

Ketua The Fed Jerome Powell menilai pemulihan ekonomi AS masih "belum merata," mengindikasikan bahwa kebijakan moneter masih akan longgar sampai pemulihan yang lebih agresif dicapai. Hal ini memicu tekanan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Di sisi lain, harga kontrak berjangka (futures) cenderung flat pada pembukaan Jumat. Pelaku pasar memantau perkembangan penggunaan vaksin AstraZeneca. Australia, Filipina dan Uni Afrika menjadi negara yang terbaru membatasi atau membatalkan kontrak pembelian menyusul adanya dugaan efek samping berupa penggumpalan darah bagi penerima.

Dari sisi data, produksi industri pada Februari anjlok 1,6% dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya. Angka itu berbalik dari estimasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Mayoritas Bursa Global Cerah, Cuma IHSG Anjlok Parah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular