Analisis Teknikal

Kabar Gembira! Sesi 2 IHSG Siap Balik ke Atas 6.100

Tri Putra, CNBC Indonesia
09 April 2021 12:35
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup hijau pada perdagangan sesi pertama akhir pekan Jumat (9/4/21). IHSG mengkahiri sesi tengah hari dengan apresiasi 0,29% ke level 6.089,58.

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 6 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 87 miliar di pasar reguler. Terpantau 254 saham terapresiasi, 204 terkoreksi, sisanya 168 stagnan.

Bursa saham sumringah setelah yieldsurat utang negara AS tenor 10 tahun semakin turun. Kini imbal hasil nominalnya berada di 1,63%. Jika dikurangi dengan inflasi 1,6% maka imbal hasil riilnya masih sangat rendah.

Indeks dolar yang mengukur posisigreenbackterhadap mata uang lain juga ikut drop. Indeks dolar ambles 0,42% semalam menyusul pernyataan The Fed yang masih kekeuh dengan kebijakan longgarnya yang tercermin dalam risalah rapatnya.

Duet yield dan dolar AS yang bergerak naik sepanjang tahun 2021 membuat investor banyak menarik dananya dari bursa saham Asia.

Berdasarkan data Refinitiv, negara-negara seperti Korea Selatan, Taiwan, Filipina, Thailand, Filipina, Vietnam, Indonesia dan India secara kumulatif mencatatkan net outflow sebesar US$ 3,18 miliar di saat yield naik.

Taiwan dan Korea Selatan, yang menampung banyak saham teknologi dengan harga tinggi menghadapi aliran modal keluar terbesar di Asia. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih masing-masing US$ 3,2 miliar dan US$ 1,3 miliar di bursa saham kedua negara tersebut.

Jika duet maut keduanya sudah kehabisan tenaga dan saatnya untuk turun panggung makaada peluang besar bahwa para pemilik modal tersebut akan menanamkan dananya ke pasar keuangan Asia, tak terkecuali Indonesia.

Masih dari AS, Joe Biden selaku Presiden ke-46 pada Rabu di Washington menyatakan siap bernegosiasi terkait dengan rencana kenaikan pajak penghasilan (Pph) badan menjadi 28%, guna mendanai program infrastrukturnya senilai US$ 2 triliun.

Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa proposal tersebut akan berujung pada pendapatan ekstra sebesar US$ 2,5 triliun dalam 15 tahun untuk membiayai program yang berjalan selama 8 tahun tersebut.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.150. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.050.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 66 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular