
Akulaku Jadi Investor, Apa Saja Keuntungan Bank Neo Commerce?

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mengungkapkan bahwa setelah Akulaku menjadi investor utama, perseroan dapat masuk ke dalam ekosistem layanan pembiayaan tersebut.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menjelaskan Akulaku memiliki sejumlah lini dalam layanannya.
"Mereka punya customer based bermain beberapa lini punya ecommerce, P2P [peer to peer lending] di multifinance. Customer based bagi ekosistem kami bisa masuk," kata Tjandra, dalam VIP Forum Digital Banking yang digelar CNBC Indonesia, Kamis (8/4/2021).
Sebagai informasi, Bank Neo Commerce berubah nama dari nama sebelumnya Bank Yudha Bakti. Tahun lalu terjadi perubahan kepemilikan saham dengan masuknya Akulaku.
Berdasarkan data pemegang saham Agustus 2020 lalu, PT Akulaku Silvr Indonesia memegang saham 24,98%. Sedangkan sisanya dipegang PT Gozco Capital Tbk 20,12%, PT Asabri (Persero) 18,62%, dan Yellow Brick Enterprise Ltd 11,09%, sisanya investor lainnya termasuk publik.
Sebagai banking dengan customer base, dia mengungkapkan pihaknya juga bisa menjadi open banking. Tidak hanya di Akulaku, ke depannya Bank Neo Commerce akan berkolaborasi dengan pihak-pihak lain.
"Kami tidak bergantung dan berhenti di Akulaku, terus berkolaborasi dengan pelaku fintech dan ecommerce," ujarnya.
Tjandra juga menyebutkan alasan pihaknya bertransformasi menjadi bank digital. Sebab manajemen memperhatikan digitalisasi yang terjadi di beberapa industri selama beberapa waktu terakhir.
Perubahan itu terjadi tahun 2019 lalu. Namun semakin meningkat pada 2020 saat pandemi mulai masuk ke Indonesia.
Saat itu, kebiasaan masyarakat berubah. Aktivitas orang-orang pun berpindah ke digital termasuk adanya kebijakan work from home dan banyak yang mulai menyukai belanja online.
"2019 ada kenyataan cukup menarik, bank menjadi digital, beberapa orang melihat ini well it's nice to have. Di awal Maret 2020 Covid. masuk ke Indonesia sama-sama tahun transaksi digital meningkat, e-commerce meningkat, semua work from home lebih suka berbelanja online, kebiasaan berubah," jelas Tjandra.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jack Ma Kembali Caplok 2,9 Juta Lembar Saham Bank Neo
