
Hawa Surga! IHSG Bisa Naik Lagi Nih di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sementara nyaman di zona hijau pada perdagangan sesi pertama hari ini. IHSG mengakhiri pertengahan perdagangan naik 0,29% ke level 6.054,60 setelah sempat sejenak anjlok ke zona merah.
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 5,5 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 147 miliar di pasar reguler.
Hari ini setidaknya ada beberapa negara yang bakal merilis data ekonominya. Pertama adalah Jepang yang bakal merilis data transaksi berjalan dan indeks keyakinan konsumen.
Selain Jepang, bergeser ke Barat ada Prancis yang bakal merilis data perdagangannya dan Jerman yang bakal merilis data ekonomi di sektor manufaktur.
Sementara itu dari dalam negeri sentimen juga datang dari rilis data ekonomi berupa penjualan ritel. Trading Economics memperkirakan penjualan ritel bulan Februari masih akan tertekan tetapi akan lebih baik dari bulan Januari yang minus 16% sendiri.
Selain soal rilis data ekonomi, investor juga perlu mencermati perkembangan vaksinasi di Eropa yang sempat tersendat.
Setelah menuai kontroversi karena menyebabkanorang meninggal akibat pembekuan darah, Italia dan Inggris memutuskan untuk menetapkan batasan umur dan masih akan merekomendasikan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.
Masih dari Inggris, Negeri Ratu Elizabeth tersebut juga memulai vaksinasi menggunakan produk buatan Moderna. Program tersebut dimulai di Wales.
Di luar itu semua pasar juga harus mewaspadai akan adanya kenaikan dolar AS. Reuters mengadakan polling terhadap ahli strategi valuta asing (valas), dari 56 yang disurvei sebanyak 48 orang atau 85% memperkirakan dolar AS masih akan kuat setidaknya 1 bulan lagi.
Dari 48 orang tersebut, sebanyak 11 orang memprediksi penguatan dolar AS akan berlangsung dalam 3 hingga 6 bulan ke depan, sementara 16 orang mengatakan akan berlangsung lebih dari 6 bulan lagi.
Rupiah memang layak waspada, sebab survei tersebut juga menunjukkan sebanyak 58% ahli strategi valas memprediksi mata uang emerging market akan tertekan melawan dolar AS dalam tiga bulan ke depan.
Kenaikan dolar AS bisa dibilang mengkhawatirkan karena bisa memicu terjadinyaoutflow.Apalagi Indonesia termasuk negara yang rentan akibat aliran keluar modal asing.
Analisis Teknikal
![]() IHSG Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.100. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.000.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 61 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500