Harga Minyak Tak Gerak, Meski Ekonomi Global Diramal Membaik

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 April 2021 10:50
The sun sets behind an idle pump jack near Karnes City, Texas, Wednesday, April 8, 2020. Demand for oil continues to fall due to the new coronavirus outbreak. (AP Photo/Eric Gay)
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Jakarta, CNBC IndonesiaGalau adalah kata yang tepat untuk menggambarkan pergerakan harga minyak mentah di pasar. Baru naik sehari, harga si emas hitam akan langsung turun di hari berikutnya. Pola itu masih berlanjut hingga hari ini, Kamis (8/4/2021). 

Harga kontrak futures minyak mentah turun setengah persen. Kontrak Brent dihargai US$ 62,83/barel sementara kontrak West Texas Intermediate (WTI) di US$ 59,46/barel.

Stok minyak mentah AS turun 3,5 juta barel pekan lalu. Namun persediaan bensin melonjak 4 juta barel mengacu pada data Badan Informasi Energi AS(EIA). Kenaikan stok lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan terjadi penurunan bensin 221.000 barel.

"Jika Anda tidak perlu membuat bensin, maka Anda tidak perlu menggunakan lebih banyak minyak mentah," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho Securities kepada Reuters.

Dana Moneter Internasional (IMF) meningkatkan proyeksi ekonomi untuk tahun ini. Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath menyebut proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini adalah 6%, naik dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 5,5%.

Jika Produk Domestik Bruto (PDB) dunia benar-benar tumbuh 6%, maka akan menjadi catatan terbaik sejak 1973. Geliat ekonomi yang lebih kencang juga diharapkan mampu mengerek naik permintaan terhadap bahan bakar seperti minyak sehingga bisa mengangkat harganya.

Namun, meningkatnya kasus Covid-19 di AS yang menyumbang lebih dari setengah dari semua kematian terkait virus Corona minggu lalu, membatasi kenaikan harga si emas hitam.

"Ada kekhawatiran secara global dengan meningkatnya kasus Covida-19 lagi dan sekarang Kanada menatap gelombang ketiga, pasar terus dihantui oleh masalah permintaan dari wabah ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

Selain itu, pasokan minyak mentah global dapat meningkat karena Iran dan kekuatan utama dunia mengambil langkah-langkah untuk menghidupkan kembali perjanjian yang membekukan pengembangan senjata nuklir Iran.

Para pihak sepakat untuk membentuk kelompok kerja untuk membahas kemungkinan menghidupkan kembali kesepakatan 2015 yang dapat menyebabkan Washington mencabut sanksi pada sektor energi Iran.

"Iran adalah satu-satunya risiko pasokan naik terbesar untuk pasar minyak," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM. Harga minyak turun awal pekan ini setelah OPEC+, setuju untuk secara bertahap mengurangi pengurangan produksi minyak mulai Mei. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mesti Senang atau Sedih? Sepekan Harga Minyak Lompat 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular