
Indeks Dolar AS Bangkit, Rupiah Bisa Menguat 4 Hari Beruntun?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses membukukan penguatan 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu kemarin. Meski demikian, penguatan rupiah tipis saja 0,07% di Rp 14.490/US$. Dalam 2 hari perdagangan sebelumnya, rupiah juga menguat dengan persentase yang sama.
Rupiah sebenarnya sempat menguat 0,34% ke Rp 14.450/US$ kemarin, tetapi akhirnya terpangkas.
Indeks dolar AS yang merosot 0,46% pada hari Senin, dan 0,28% di hari Selasa membuat rupiah mampu mencetak hat-trick. Namun pada perdagangan Rabu waktu AS, indeks dolar AS bangkit dan menguat 0,13%, dan berlanjut pagi ini, Kamis (8/4/2021), dengan naik tipis 0,02%.
Bangkitnya indeks dolar AS tersebut tentunya memberikan tekanan bagi rupiah. Namun, bukan berarti rupiah tidak bisa menguat, kabar baik datang dari rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) yang dirilis dini hari tadi.
The Fed menegaskan kebijakan moneter akan tetap longgar dalam waktu yang cukup lama. Artinya, perekonomian AS masih akan banjir likuiditas, dan secara teori dolar AS akan melemah.
Tapering dan segala bentuk pengetatan moneter lain dinilai sebagai suatu hal yang prematur atau terlalu dini untuk dilakukan saat ini. Jerome Powell sang ketua The Fed sudah berkali-kali menegaskan hal ini ke publik.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini berada di bawah Rp 14.500/US$, yang menjadi kunci pergerakan.
Rupiah berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.
Meski demikian, Kamis (1/4/2021) rupiah membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.
Potensi penguatan rupiah diperbesar dengan indikator stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Rp 14.500/US$ kini menjadi resisten terdekat, selama tertahan di bawahnya rupiah berpeluang menguat ke kisaran Rp 14.470-14.450/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka ruang penguatan lebih jauh menuju Rp 14.420 hingga 14.390/US$.
Namun, jika kembali ke atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.570 hingga 14.590/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
