Analisis Teknikal

Galau Tingkat Tinggi! IHSG Belum ke Mana-mana di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
07 April 2021 12:36
Aksi panggung Godbless pada penutupan bursa di kantor BEI, Jakarta, Rabu (31/1/2018). Perdagangan IHSG ditutup menguat 0,68% di level 6.620,16 dari penutupan sebelumnya. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir naik tipis pada perdagangan siang ini. Dibuka hijau, meski sempat anjlok parah, IHSG mengakhiri sesi pertama dengan kenaikan tipis 0,01% ke level 6.003,32 pada perdagangan Rabu (7/4/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 4,7 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 285 miliar di pasar reguler. Data perdagangan mencatat 204 saham terapresiasi, 266 saham terkoreksi, sisanya 145 stagnan.

Sentimen positif untuk pasar keuangan Asia juga didukung dengan kenaikan angka PMI sektor jasa Negeri Panda. Angka PMI jasa China naik dari 51,5 di bulan Februari menjadi 54,3 bulan lalu.

Data-data ekonomi yang positif juga membuat harga minyak mentah global ikut terkerek naik. Minyak dan saham sejatinya cenderung punya korelasi yang positif kendati lemah. Artinya kenaikan harga minyak bisa menjadi sentimen positif bagi aset-aset berisiko.

Rilis data ekonomi sektor jasa juga akan mewarnai perdagangan hari ini. Apabila data menunjukkan bahwa sektor jasa kian bergeliat maka ini akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham.

Di dalam negeri sentimen penggerak pasar hari ini datang dari rilis data cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa pada posisi akhir Maret 2021 sebesar US$ 137,1 miliar. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 138,8 miliar, karena ada kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Maret 2021 terutama di pengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah sesuai pola jatuh tempo pembayarannya. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.," sebut keterangan tertulis BI,Rabu (7/4/2021).

Proyeksi IHSG Sesi II, 7 April 2021/Tri PutraFoto: Proyeksi IHSG Sesi II, 7 April 2021/Tri Putra
Proyeksi IHSG Sesi II, 7 April 2021/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.050. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.950.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 45 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular