Sempat Hilang, Jack Bukan Lagi Orang Paling Tajir di China

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
07 April 2021 09:05
Jack Ma. (AP/Firdia Lisnawati)
Foto: Jack Ma. (AP/Firdia Lisnawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berharta US$ 48,4 miliar tahun ini atau setara Rp 677,6 triliun (Kurs Rp 14.000/US$), rupanya Jack Ma bukan lagi sebagai orang nomor 'wahid' terkaya di dunia asal China.

Namun kekayaan tersebut naik 24,7% dari total kekayaannya tahun lalu yang mencapai US$ 38,8 miliar menurut Forbes.

Kekayaan Jack Ma sejak 2017 terus melonjak, meski pada 2019 sempat turun. Namun kemudian total kekayaannya kembali melesat.

Pada 2017 kekayaan Jack Ma dilansir Forbes mencapai US$ 28,3 miliar, kemudian pada 2018 meningkat menjadi US$ 39 miliar. Namun kemudian pada 2019 turun tipis menjadi US$ 37,3 miliar.

Kemudian pada 2020-2021 kekayaannya terus naik, pada 2020 kekayaan mencapai US$ 38,8 miliar dan menjadi US$ 48,4 miliar pada 2021.

Kekayaan Jack Ma berhasil diperolehnya dari mendirikan dan menjalankan perusahaan e-commerce Alibaba. Sebelum mendirikan Alibaba, Ma bekerja sebagai guru bahasa Inggris.

Menurut laporan E-commerce Business China, Alibaba yang adalah salah satu merek e-commerce yang terkenal di dunia, didirikan pertama kali pada bulan Juni 1999.

Ma mendirikan Alibaba bersama dengan 18 mitranya di sebuah apartemen kecil di Hangzhou. Kemudian Alibaba memperoleh modal ventura pertama sebesar US$ 5 juta. Penggalangan dana itu dipimpin oleh Fidelity Investment.

Pada tahun 2000, Alibaba meluncurkan Chinese Suppliers yang menyediakan layanan e-commerce untuk perusahaan menengah dan sedang.

Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya, bisnis Alibaba makin berkembang hingga ke luar negeri, dan meluncurkan layanan International TrustPass pada Maret 2003.

Dua bulan kemudian, pada Mei, situs belanja Taobao lahir. Dalam 20 hari awal peluncurannya, pengunjungnya sudah mencapai 10.000 orang.

Selang beberapa bulan kemudian, di tahun 2020 atau tepatnya pada bulan Oktober, sistem pembayaran online Alipay dirilis, dan dengan platform pembayaran yang bermanfaat ini, Alibaba berhasil mencapai pendapatan harian sebesar 1 juta yuan.

Pada Januari 2004, total turnover Taobao mencapai 34 juta yuan, dengan pengunjung harian 3 juta orang, dan menjual 800.000 item. Platform ini bahkan memiliki anggota lebih dari 230.000 orang. Pada bulan Juni di tahun yang sama Taobao meluncurkan Alitalk, alat pengiriman pesan instan untuk pembeli dan penjual.

Pada Mei 2006, Taobao Mall didirikan. Ini merupakan situs belanja online lainnya yang diluncurkan Alibaba. Kemudian pada Januari 2007, Ali Software didirikan di Shanghai, yang berarti Alibaba telah memasuki bidang perangkat lunak perdagangan. Pada November 2007, Alibaba go public di Hong Kong.

Pada bulan Mei 2008, bersama dengan Softbank, Alibaba mendirikan perusahaan patungan (joint company) untuk memperluas pasar Jepang.

Pada Agustus 2008, pengguna terdaftar telah meningkat menjadi 100 juta orang, volume perdagangan harian juga meningkat menjadi lebih dari 450 juta dan transaksi harian lebih dari 2 juta.

Pada 2014, Alibaba melakukan initial public offering (IPO) di New York, IPO ini mencetak rekor sebagai penawaran saham publik terbesar di dunia, mengumpulkan US$ 25 miliar.

Selang beberapa tahun kemudian, atau tepatnya pada September 2019, Jack Ma mengundurkan diri sebagai executive chairman Alibaba dan digantikan oleh CEO Yong Zhang yang juga dikenal sebagai Daniel Zhang.

Keberadaan Jack Ma telah menjadi isu seiring pemerintah China menyoroti bisnisnya, Alibaba pada akhir 2020 lalu. Muncul spekulasi yang berkembang mengenai hilangnya Jack Ma selama 2 bulan.

Pengawasan ini dilakukan karena perusahaan pria 56 tahun itu berurusan dengan aparat hukum mengenai pelanggaran anti monopoli yang ditekan Presiden Xi Jinping.

Bahkan, pria kelahiran Hangzhou ini juga diisukan meninggal dunia. Sebuah portal Mediamass yang mengabarkan berita tersebut, yang kemudian tersebar sangat cepat di tengah-tengah berita menghilangnya sang taipan teknologi itu. Akun yang mengklaim diri dapat dipercaya itu menulis 'R.I.P JackMa'.

Kemudian pada Maret 2020, kabar tak mengenakan menerpa bisnis Jack Ma. Browser internet milik Alibaba, UC Browser dihapus dari beberapa toko aplikasi di China yang dioperasikan Huawei dan Xiaomi.

Hal tersebut terjadi sehari setelah Presiden China Xi Jinping mengumumkan akan memulai tindakan keras terhadap perusahaan teknologi besar.

Melansir Financial Times, sebuah laporan menunjukkan bahwa Ma dikabarkan terlihat terbang ke Beijing tiga hari hingga bulan Oktober 2020 untuk membahas nasib perusahaannya dengan regulator China.

Ia diketahui sedang bernegosiasi secara intens dengan pemerintah China perihal sanksi yang akan dijatuhkan kepada perusahaannya itu.

Dalam sesi setelah perjalanan dinasnya, Ma lebih banyak memilih untuk pulang langsung ke rumah dan menutup diri dari publik.

Pada 3 November 2020 kemudian regulator China menghentikan rencana IPO raksasa fintech Ant Group, di mana Ma adalah pemegang saham individu terbesar di Hong Kong dan Shanghai.

Ketika Jack Ma dan kerajaan fintechnya diselidiki pemerintah China, ia memutuskan untuk menahan diri dan mengurangi pinjaman online dan bahkan menghapus aplikasi Huabei. Dia pun berencana melunasi utang 1.000 renminbi terakhirnya.

"Melalui baptisan dalam semangat komunisme, saya mengendalikan keinginan saya untuk mengkonsumsi. Saya akhirnya akan terbebas," terang Jack Ma melansir dari Los Angeles Times dikutip Rabu (7/4/2021).

Layanan Ant Grup Huabei pun kini menjadi perdebatan di China. Sebagian membela layanan ini dan menyalahkan peminjam yang boros dan tak bisa mengatur keuangannya. Sebagian lagi menyalahkan rayuan yang dibuat perusahaan.

Jack Ma memang dipandang sebagai seorang figur yang dibenci oleh rezim Presiden Xi Jinping dan Partai Komunis. Ia seringkali mengkritik sistem perbankan China yang dikendalikan Partai Komunis, sebagai sistem yang ketinggalan zaman.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular