
Pendapatan Anjlok, Laba Emiten Kiki Barki kok Melesat 219%?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan batu bara milik taipan Kiki Barki yang melakukan penambangan di Kalimantan Timur, PT Harum Energy Tbk (HRUM), mengeluarkan laporan keuangan selama tahun 2020.
Berdasarkan laporan keuangan, emiten yang juga melakukan kegiatan logistik tambang ini mencetak laba bersih sebesar US$ 59 juta atau setara dengan Rp 826 miliar (kurs 14.000/US$).
Besaran laba pada 2020 naik hingga 218,92% jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang mana perusahaan memperoleh keuntungan US$ 18,5 juta atau setara Rp 259 miliar.
Nilai keuntungan per saham juga ikut naik menjadi senilai US$ 0,02328 atau setara Rp 326 dari tahun sebelumnya yang senilai US$ 0,00721 tahu setara Rp 101.
Meningkatnya laba tidak dipengaruhi oleh turunnya pendapatan perusahaan dari penjualan pada tahun 2020, yang terkoreksi dari US$ 262,59 juta atau setara Rp 3,67 triliun pada tahun 2019 menjadi US$ 157,82 juta atau setara Rp 2,2 triliun pada 2020 lalu, menyusut 39,9% secara tahunan (Year-on-year/YoY).
Sepanjang tahun 2020, beban pokok penjualan perusahaan juga mengalami penurunan. Beban pokok penjualan turun menjadi US$ 114,58 juta atau setara Rp 1,6 triliun dari sebelumnya US$ 195,06 juta atau setara Rp 2,73 triliun.
Aset HRUM mengalami apresiasi sebesar 11,57% menjadi US$ 498,7 juta atau setara Rp 6,98 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar US$ 447 juta atau setara Rp 6,25 triliun.
Aset lancar tercatat US$ 249,45 juta atau setara Rp 3,49 triliun berkurang sedikit dari US$ 288,38 juta atau setara Rp 4,03 triliun, sedangkan untuk aset tidak lancar mengalami kenaikan 57,14% menjadi US$ 249,24 juta atau setara Rp 3,48 triliun dari sebelumnya hanya US$ 158,61 atau setara Rp 2,22 triliun.
Di pos liabilitas terjadi penurunan 7,41% menjadi sebesar US$ 43,9 juta atau setara Rp 614,67 miliar dari posisi tahun 2019 dengan jumlah US$ 47,41 juta atau setara Rp 663,85 miliar. Porsi liabilitas jangka pendek tahun 2020 adalah sebesar 56,4% dan liabilitas jangka panjang 43,6%.
Untuk ekuitas di akhir 2020 ditutup pada posisi US$ 458,79 juta atau setara Rp 6,36 triliun, mengalami kenaikan 13,82% dari US$ 399,58 juta atau setara Rp 5,59 triliun pada tahun sebelumnya.
Di pasar modal, merespons diterbitkannya laporan keuangan tahun 2020, saham emiten yang masuk tambang nikel ini ditutup naik 8,08% di harga Rp 5.350/saham. Saham HRUM juga naik 1,90% dalam seminggu terakhir dan naik 1,42% dalam sebulan.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harum Energy Mau Jual Saham Treasuri Hasil Buyback