
Gelar RUPST Hari Ini, Saham TINS Ngamuk! Asing Ramai Borong

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing kembali masuk alias net buy saham perusahaan BUMN penambang timah, PT Timah Tbk (TINS) pada perdagangan awal sesi I, Selasa ini (6/4) setelah Senin kemarin (5/4/2021) asing juga mencatatkan beli bersih.
Berdasarkan data BEI, saham TINS dibeli Rp 3,75 miliar pada awal sesi I ini dan harga sahamnya melesat 5,28% di posisi Rp 1.590/saham. Kemarin asing juga masuk Rp 8,70 miliar di pasar reguler.
Adapun dalam sepekan terakhir asing masuk Rp 16,93 miliar di pasar reguler. Pada awal sesi I ini, saham TINS ditransaksikan sebesar Rp 52,55 miliar dengan volume perdagangan 36,56 juta saham.
Dalam sebulan terakhir saham TINS masih koreksi 14,81% dengan kapitalisasi pasar Rp 11,99 triliun.
TINS akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa hari ini (6/4). Beberapa agenda di antaranya persetujuan laporan tahunan direksi mengenai keadaan dan jalannya perseroan selama tahun buku 2020 termasuk laporan pelaksanaan tugas pengawasan dewan komisaris selama tahun buku 2020.
Kemudian, penetapan Laba Bersih TINS untuk Tahun Buku 2020, dan penetapan insentif kinerja untuk anggota direksi dan dewan komisaris. Lalu, persetujuan perubahan Anggaran Dasar perseroan untuk disesuaikan dengan POJK No.15/ POJK.04/2020 dan persetujuan perubahan susunan anggota dan nomenklatur pengurus perseroan.
RUPST akan digelar hari ini pukul 10.00 WIB di Ballroom 1 The Ritz Carlton Jakarta Pacific Place, Jakarta.
Tahun lalu, anak usaha MIND ini ini terpaksa masih membukukan kerugian senilai Rp 340,59 miliar. Namun kerugian ini sudah berkurang 44% dibanding dengan kerugian perusahaan di akhir Desember 2019 yang mencapai Rp 611,28 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai kerugian per saham juga ikut berkurang menjadi Rp 46 dari sebelumnya sebesar Rp 82.
Sepanjang 2020 di masa pandemi Covid-19, pendapatan perusahaan terkontraksi 21,33% secara tahunan (year on year/YoY). Tercatat di akhir Desember 2020 lalu pendapatan perusahaan sebesar Rp 15,21 triliun, berkurang dari Rp 19,34 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi aset, total aset perusahaan di akhir 2020 mencapai Rp 14,51 triliun. Jumlah ini turun drastis dari Rp 20, 36 triliun di akhir 2019.
Penurunan paling besar terjadi pada aset lancar yang turun menjadi Rp 6,55 triliun dari Rp 12,30 triliun. Terutama karena turunnya jumlah persediaan perusahaan menjadi sebesar Rp 2,88 triliun dari Rp 6,50 triliun. Juga terjadi penurunan kas dan setara kas menjadi Rp 807,30 miliar dari Rp 1,59 triliun.
Sedangkan aset tak lancar turun tipis menjadi Rp 7,96 triliun dari sebelumnya Rp 8,05 triliun.
Dari sisi kewajiban, liabilitas perusahaan total mencapai Rp 9,57 triliun, berhasil turun drastis dari 15,10 triliun di akhir 2019.
Perusahaan berhasil menurunkan liabilitas jangka pendek menjadi Rp 5,86 triliun dari Rp 11,95 triliun, karena lunasnya pinjaman dan utang obligasi dan sukuk ijarah perusahaan.
Sedangkan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 3,71 triliun di 31 Desember 2020, naik tipis dari Rp 3,14 triliun dari tahun sebelumnya.
Ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp 4,94 triliun di akhir tahun lalu, turun sedikit dari Rp 5,25 triliun di akhir 2019.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Genjot Batu Bara, BUMN Timah Siap Produksi hingga 750.000 ton