
Tak Hanya Dolar AS, Dolar Singapura Juga Jadi Korban Rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Senin (5/4/2021). Tidak hanya melawan the greenback, rupiah juga menguat melawan dolar mata uang tetangga, dolar Singapura. Pergerakan tersebut menunjukkan rupiah cukup kuat di awal pekan ini.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 11:27 WIB, rupiah menguat 0,07% melawan dolar AS di Rp 14.510/US$. Sementara melawan dolar Singapura, rupiah menguat 0,09% ke Rp 10.775,13/AU$.
Membaiknya sentimen pelaku pasar global memberikan tenaga bagi rupiah. Membaiknya sentimen pelaku pasar tercermin dari menguatnya mayoritas bursa saham utama Asia.
Tanda-tanda membaiknya sentimen pelaku pasar sudah terlihat sejak Kamis pekan lalu, saat bursa saham AS (Wall Street) menguat, dengan indeks S&P 500 menembus level 4.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Penguatan tersebut dipicu rencana proyek infrastruktur Presiden AS Joseph 'Joe' Biden, senilai US$ 2 triliun.
Selain itu, data yang dirilis Kamis (1/4/2021) menunjukkan aktivitas manufaktur Indonesia meningkat tajam pada Maret 2021. Bahkan peningkatannya hingga mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarah, yang memberikan sentimen positif ke rupiah.
Aktivitas manufaktur, dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI), berada di 53,2 pada Maret 2021. Naik cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9 sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI oleh IHS Markit yaitu sejak April 2011.
"Perbaikan yang menembus rekor ini didorong oleh pertumbuhan pesanan baru (new orders) dan produksi (output), keduanya mencapai angka tertinggi sejak survei dilakukan Produksi meningkat lima bulan beruntun karena dorongan permintaan baru," sebut keterangan tertulis IHS Markit, Kamis (1/4/2021).
Dengan tingginya permintaan dan produksi, perusahaan meningkatkan pemesanan bahan baku. Para responden optimistis bahwa peningkatan produksi akan bertahan lama (sustainable) setidaknya sampai tahun depan.
Data tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi masih terus berjalan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
