
Hanya Buka di 3 Negara, Bursa Utama Asia Ditutup Perkasa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Di saat bursa saham tanah air libur hari ini, bursa saham utama Asia masih beraktivitas.
Adapun bursa (indeks) saham utama Asia yang masih dibuka pada hari ini, yakni indeks Nikkei Jepang, indeks Shanghai Composite China, dan KOSPI Korea Selatan.
Tercatat pada hari ini, indeks Nikkei ditutup meroket hingga 1,58% ke level 29.854, Shanghai ditutup menguat 0,52% ke 3.484,39, dan KOSPI Korea Selatan ditutup melesat 0,82% ke 3,112.80.
Meroketnya indeks saham Jepang disebabkan karena harapan investor terkait pemulihan laba dan pendapatan perusahaan sektor semikonduktor, di tengah usaha perusahaan untuk meningkatkan output mereka demi mengatasi kekurangan chip global.
Walaupun sentimen pasar di Asia cenderung sepi, namun pelaku pasar masih merespon positif terkait aktivitas manufaktur China yang dirilis pada Rabu dan Kamis pekan ini.
Dari data aktivitas manufaktur China, IHS Markit pada Kamis (1/4/2021) melaporkan indeks manajer pembelian (Purchasing Manager' Index/PMI) manufaktur versi Caixin (Markit) di angka 50,6 atau turun tipis sebesar 0,3 poin dari sebelumnya pada Februari 2021 di angka 50,9.
Sebelumnya pada Rabu (31/3/2021), Biro Statistik Nasional setempat (National Bureau Statistik/NBS) mencatat PMI manufaktur China masih tumbuh dan berekspansi menjadi 51,9 pada Maret 2021, dari sebelumnya di angka 50,6 pada Februari 2021.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi.
Selain itu, sentimen lainnya, yakni dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (1/4/2021) waktu setempat, akibat melesatnya saham teknologi AS dan data aktivitas manufaktur AS yang kian membaik.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,52% ke level 33.153,21, S&P 500 melesat 1,18% ke 4.019,87, dan Nasdaq Composite meroket hingga 1,76% ke 13.480,11.
Wall Street berakhir cerah karena didukung oleh melesatnya saham-saham teknologi dan beberapa data ekonomi yang tumbuh positif.
Saham Microsoft, Amazon, Alphabet, dan Nvidia melonjak 2% atau lebih, bersama dengan kenaikan saham-saham teknologi yang menunjukkan tanda-tanda kebangkitan sektor ini setelah tertinggal dalam beberapa pekan terakhir.
Saham teknologi lainnya, seperti Saham induk Google, Alphabet juga mencatatkan reli 3,3%, menyentuh rekor penutupan tertinggi yang pernah ada.
Saham Alphabet Inc dengan kode GOOGL di Bursa Nasdaq ditutup melesat 3,26% di posisi US$ 2.129/saham. Adapun saham Microsoft dengan kode MSFT di Nasdaq juga ditutup meroket 2,79% di US$ 242,35/saham.
Selain melesatnya saham teknologi AS, data aktivitas manufaktur AS yang tercermin di indeks manajer pembelian (Purchasing Manager' Index/PMI) manufaktur Markit yang melonjak pada Maret 2021 juga menjadi pendorong bursa Wall Street terbang.
IHS Markit dan Reuters menunjukkan aktivitas manufaktur AS melonjak ke level terkuat dalam lebih dari 37 tahun pada Maret, dengan lapangan kerja di pabrik tertinggi sejak Februari 2018. Adapun PMI manufaktur AS pada Maret 2021 naik ke angka 59,1, dari sebelumnya pada Februari 2021 di angka 58,6.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Baik dari AS, Bursa Asia Menguat