Lapor Pak Erick! Kimia Farma Pulih, Cetak Laba Rp 17,6 M

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
01 April 2021 16:13
Erick Tohir di kimia farma. (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Foto: Erick Tohir di kimia farma. (CNBC Indonesia/Monica Wareza)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan BUMN farmasi di Indonesia, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), mengeluarkan laporan keuangan selama tahun 2020 lalu. KAEF mencetak laba bersih sebesar Rp 17,63 miliar di tahun lalu.

Besaran laba pada 2020 naik jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang mana perusahaan mengalami kerugian Rp 12,7 miliar.

Nilai keuntungan per saham juga ikut naik menjadi senilai Rp 3,68 dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,86.

Berdasarkan laporan keuangan yang baru diterbitkan, pembalikan kondisi dari rugi menjadi laba sejalan dengan naiknya pendapatan perusahaan dari penjualan pada tahun 2020 menjadi Rp 10 triliun atau tumbuh 6,44% secara tahuhan (Year-on-year/YoY). Pendapatan perusahaan selama tahun 2019 mencapai Rp 9,4 triliun.

Sepanjang tahun 2020, beban pokok penjualan pun perusahaan mengalami kenaikan. Beban pokok penjualannaik menjadi Rp 6,34 triliun dari Rp 5,89 triliun.

Dari sisi aset, terjadi sedikit penyusutan sebesar4,3% menjadi Rp 17,56 triliun pada tahun 2020, dari posisi yang sama tahun 2019 senilai Rp 18,35 triliun. Aset lancar tercatat Rp 6,09 triliunberkurang 17% dari Rp 7,34 triliun,sedangkan untuk aset tak lancar mengalami kenaikan sedikit menjadi Rp 11,47 triliundari Rp 11 triliun.

Di pos liabilitas terjadi penurunan 4,41% menjadi sebesar Rp 10,45 triliun dari posisi tahun 2019 dengan jumlah Rp 10,93triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat senilai Rp 6,78triliun dan liabilitas jangka panjang mencapai Rp 3,67 triliun.

Untuk ekuitas di akhir 2020 ditutup pada posisi Rp 7,1 triliun, mengalami depresiasi 4,14% dari Rp 7,41 triliun pada periode sebelumnya.

Di pasar modal, merespons dirilisnya laporan perusahaan saham anak usaha PT Bio Farma (Persero) ini ditutup pada harga Rp 2630/saham melesat 2,73%.

Adapun nilai transaksi saham emiten farmasi ini sebesar Rp 8,01 miliar. Year to date saham KAEF masih minus 8% dengan kapitalisasi pasar Rp 15 triliun.

Sebelumnya, dari sisi penanggulangan pandemi, KAEF juga telah mampu melakukan produksi favipiravir dengan merek jual Avigan di dalam negeri.

Obat ini merupakan salah satu obat yang dijadikan sebagai terapi penyembuhan untuk pasien Covid-19. Favipiravir adalah sejenis obat antivirus yang digunakan untuk mengatasi beberapa jenis virus tertentu seperti influenza.

"Kimia Farma sudah bisa produksi Avigan, yang selama ini impor. Masuk kategori favipiravir, [kini Kimia Farma] sudah bisa buat sendiri," kata Menteri BUMN Erick Thohir, Selasa (15/9/2020).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Kas Kimia Farma Naik 300% Jadi Rp2,15 T, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular