
Gak Jadi Kena Prank April Mop, IHSG Balik ke Atas 6.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Seharian ditransaksikan di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan Kamis (1/3/2021), perdagangan terakhir pekan ini mengingat esok libur, di tengah sentimen negatif dan positif yang datang bersamaan.
IHSG ditutup naik 0,43% ke level 6.011,45, kembali ke atas level psikologis 6.000.
Data perdagangan mencatat, sebanyak 307 saham menguat, 184 tertekan dan 147 lainnya flat. Nilai transaksi bursa menyusut menjadi Rp 9,5 triliun. Investor asing masih mencetak penjualan bersih (net sell) di pasar reguler, senilai Rp 989 miliar.
Asing melakukan pembelian di saham PT JAPFA Tbk (JPFA) sebesar Rp 23 miliar dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dengan net buy sebesar Rp 15 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih Rp 575 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego sebesar Rp 104 miliar.
Apresiasi di bursa nasional terjadi dibantu oleh data ekonomi menunjukkan adanya pemulihan. Aktivitas manufaktur cenderung menggeliat, sebagaimana terlihat dari Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Maret yang berada di angka 53,2.
Angka tersebut naik cukup tajam jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9 sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI oleh IHS Markit yaitu pada April 2011. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi aktivitas manufaktur.
Namun, kabar kurang menyenangkan muncul dari angka inflasi yang ternyata lebih rendah dari ekspektasi pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Maret sebesar 0,08% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM).
Dibandingkan Maret 2020 (year-on-year/YoY), terjadi inflasi 1,37%. Ini lebih rendah dari konsensus pasar CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi bulanan sebesar 0,145% dan inflasi tahunan 1,42%.
Inflasi inti pada Maret, yang mencerminkan daya beli masyarakat, juga lebih rendah dari ekspektasi, yakni hanya 1,21% secara tahunan. Padahal, pasar mengekspektasikan angka yang lebih tinggi yakni 1,44% yang mengindikasikan penguatan daya beli.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500