Analisis Teknikal

Masih Akan Menyamping! Tak Ada Kejutan Untuk IHSG

Putra, CNBC Indonesia
01 April 2021 13:31
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat menguat di jalur hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (1/3/2021), di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri.

IHSG dibuka naik 0,04% ke level 5.988,02 tetapi berbalik melemah pada penutupan sesi pertama dengan posisi koreksi 0,23% (13,6 poin) menjadi 5.971,954. Data perdagangan mencatat, sebanyak 210 saham menguat, 252 tertekan dan 148 lainnya flat.

Nilai transaksi bursa menyusut menjadi Rp 4,9 triliun. Investor asing masih mencetak penjualan bersih (net sell) di pasar reguler, senilai Rp 641,9 miliar.

Koreksi di bursa nasional terjadi bahkan ketika data ekonomi menunjukkan adanya pemulihan. Aktivitas manufaktur cenderung menggeliat, sebagaimana terlihat dari Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Maret yang berada di angka 53,2.

Angka tersebut naik cukup tajam jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9 sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI oleh IHS Markit yaitu pada April 2011. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi aktivitas manufaktur.

Namun, kabar kurang menyenangkan muncul dari angka inflasi yang ternyata lebih rendah dari ekspektasi pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Maret sebesar 0,08% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM).

Dibandingkan Maret 2020 (year-on-year/YoY), terjadi inflasi 1,37%. Ini lebih rendah dari konsensus pasarCNBC Indonesiayang memperkirakan inflasi bulanan sebesar 0,145% dan inflasi tahunan 1,42%.

Inflasi inti pada Maret, yang mencerminkan daya beli masyarakat, juga lebih rendah dari ekspektasi, yakni hanya 1,21% secara tahunan. Padahal, pasar mengekspektasikan angka yang lebih tinggi yakni 1,44% yang mengindikasikan penguatan daya beli.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.000. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.940.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 32 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular