Rupiah vs Dolar Singapura di Kuartal I-2021, Ini Skornya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 April 2021 12:20
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura membukukan penguatan melawan rupiah sepanjang kuartal I-2021, meski tidak terlalu besar. Perekonomian Singapura yang diprediksi lepas dari resesi membuat mata uangnya perkasa.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura menguat 1,6% dalam 3 bulan pertama tahun ini. Rabu (31/3/2021) kemarin, dolar Singapura berada di Rp 10.794,74/SG$, level tertinggi sejak 23 Oktober 2020.

Sementara pada perdagangan hari ini, Kamis (1/4/2021), dolar Singapura naik tipis 0,1% ke Rp 10.804,19/SG$ pada pukul 11:24 WIB.

Pada pertengahan Maret lalu, data dari Pemerintah Singapura menunjukkan ekspor non-minyak naik 8,2% month-to-month (MtM), dan sudah naik dalam empat bulan beruntun.
Sementara jika dibandingkan dengan Februari 2020 atau year-on-year (YoY), ekspor non-minyak naik 4,2%, dan sudah naik dalam 3 bulan beruntun.

Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura adalah 104,91%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.

Dengan kenaikan ekspor di awal tahun ini, perekonomian Singapura diprediksi tumbuh secara YoY di kuartal I-2021. Artinya, Singapura akan lepas dari resesi.

Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika perekonomiannya mengalami kontraksi (tumbuh negatif) dalam 2 kuartal berturut-turut.

Hingga kuartal IV-2020 lalu, produk domestik bruto (PDB) sudah mengalami kontraksi 4 kuartal beruntun secara YoY.

Bank ING menyebut data ekspor mengkonfirmasi perekonomian Singapura mengawali tahun 2021 dengan cukup kuat, dan PDB akan tumbuh positif di kuartal I. ING merevisi proyeksi PDB periode Januari-Maret menjadi tumbuh 0,2%, dari proyeksi sebelumnya kontraksi 2,7%.

Sementara sepanjang tahun 2021, ING memprediksi PDB Singapura akan tumbuh 5,2%.

Selain itu, inflasi di bulan Februari tumbuh 0,7% year-on-year (YoY), melanjutkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Kenaikan harga-harga di bulan Februari tersebut merupakan yang tertinggi sejak Januari 2020, sebelum virus corona menyerang dunia, dan membuat perekonomian global mengalami resesi.

Selain itu, inflasi tersebut juga lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 0,6%.

Sementara itu inflasi inti juga tumbuh 0,2% YoY, lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 0,1%. Ini merupakan kali pertama inflasi inti tumbuh, setelah menurun dalam 10 bulan beruntun.

Inflasi inti Singapura tidak memasukkan harga mobil dan akomodasi dalam perhitungan, sebab pergerakan harganya sering terpengaruh oleh kebijakan pemerintah.

Sebaliknya Indonesia masih belum lepas dari resesi di kuartal I-2021. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih tumbuh negatif alias terkontraksi. Artinya, Indonesia masih mengalami resesi.

"Untuk kuartal I-2021, kami di Kementerian Keuangan memperkirakan dalam kisaran -1% yang terdalam hingga -0,1%. Kita berharap di zona netral, mendekati -0,1%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2021, Selasa (23/3/2021).

Jika Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kembali minus, maka kontraksi ekonomi akan terjadi selama empat kuartal beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular