
Welcome April! Ini 10 Saham Favorit 'Bandar Besar' di Maret

Di sisi lain, satu saham lagi yang ramai dilepas asing selama Maret yakni Astra International. Saham kemarin ditutup koreksi 2,31% di level Rp 5.275/saham dengan nilai transaksi Rp 476 miliar. Kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp 214 triliun.
Menanggapi turunnya saham-saham big cap alias saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun, Head of Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya mengatakan dilihat secara garis besar, saham yang megalami penurunan adalah sektor konsumer big cap.
Adapun salah satunya yakni ASII juga menjadi saham yang mengalami penurunan. Hal ini karena adanya perusahaan ride hailing seperti Gojek dan Grab yang membuat daya beli kendaraan roda empat dan roda dua menurun.
"Dulu 10 tahun yang lalu, mau transport keinginan membeli mobil atau motor. Dengan ada ride hailing tak berkeinginan setinggi zaman dulu," pungkasnya dalam program InvesTime.
Sementara itu, profesional trader Linda Lee menilai saham blue chip atau saham papan atas, kendati turun saat ini, lebih bisa menjadi andalan di tengah situasi yang tak pasti ini.
Pasalnya, meski ada penurunan, namun peluang untuk kembali rebound naik terbuka lebar karena kualitas dari perusahaan tersebut yang dikenal baik.
Berbeda dengan saham second liner (lapis kedua) atau third liner (lapis ketiga) yang kualitasnya dinilai di bawah saham blue chip.
"Karena pegang third liner dan money management amburadul, entar engga bisa makan, hidupnya engga enak juga, udah IHSG turun, pandemi. Jadi saya pilihnya yang gampang-gampang aja pegang [saham] blue chip, Kalau pegang merah pun turun tetap tenang. Tahun lalu blue chip jatuh dalam pun akan bangkit lagi," katanya dalam program Investime.
"Bank-bank kecil lagi lari, tapi bank gede ada masanya lari, jadi kita perlu tenang kalau pengen nyicip yang kecil nyicip aja gitu, kalau emang mau. Kalau engga mau cenderung bank gede ngga salah juga. Yang penting kita pegang fundamentalnya bagus, banknya masih ada, masih ramai dan menghasilkan profit, ya udah nanti ada gilirannya kok (naik lagi)," sebut Linda.
[Gambas:Video CNBC]
