Dow Futures Melemah Jelang Rilis Rencana Infrastruktur Biden

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
31 March 2021 19:40
Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., November 12, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menyamping pada perdagangan Rabu (31/3/2021), di tengah aksi investor menunggu dan mencermati detil belanja infrastruktur Presiden AS Joe Biden.

Kontrak futures indeks Nasdaq melemah, mengindikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan ini bakal dibuka melemah 45 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 naik 0,1$ dari nilai wajarnya, sedangkan kontrak serupa Nasdaq menguat 0,6% dari nilai wajar.

Biden bakal mengumumkan detil rencana program infrastruktur pada malam (WIB) nanti. Paket bernilai US $ 3 triliun tersebut dibarengi larangan mengalihkan laba usaha ke luar negeri dan penaikan pajak korporasi menjadi sebesar 28% untuk membiayai program itu selama 15 tahun.

"Stimulus ekonomi tidak lagi 100% bijaksana di mata pelaku pasar... karena akan memicu imbal hasil lebih tinggi, kenaikan ekspektasi inflasi dan tergerusnya ide bank sentral akan mempertahankan kebijakan sekarang sepanjang 2021," tutur Tom Essaye, pendiri Sevens Report, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Di perdagangan terakhir bulan Maret ini, investors bakal menghadapi perdagangan yang volatil karena dana pensiun dan investor kakap lainnya menyeimbangkan ulang portofolionya. Di sisi lain, pelaku pasar juga menunggu rilis data penggajian sektor swasta versi ADP, yang menjadi indikator pulih-tidaknya ekonomi Negeri Sam saat ini.

Sepanjang bulan berjalan, indeks Dow dan S&P 500 naik masing-masing sebesar 6,9% dan 3.9%, berpeluang mencetak reli bulanan yang keempat. Sepanjang kuartal, keduanya juga terhitung masih melesat sebesar 8% dan 5,4%. Nasdaq berkinerja sebaliknya dengan koreksi sebesar 1,1% sepanjang bulan ini, meski secara kuartalan masih terhitung naik 1,2%.

Pelaku pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan ke depannya, setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh level tertingginya dalam 14 bulan ke level 1,77% dan kemudian melandai menjadi 1,73% malam (WIB) ini.

Pelaku pasar juga menunggu rilis data penggajian sektor swasta versi ADP, yang menjadi indikator pulih-tidaknya ekonomi negara tersebut pada saat ini. Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan ada 525.000 lapangan kerja baru dibuka di sektor swasta pada Maret, jauh lebih baik dari posisi Februari pada level 171.000.

Saham ViacomCBS dan Discovery mengurangi deraan koreksi yang menimpanya, setelah Archegos Capital Management dipaksa menjual posisinya di saham media. Koreksi beberapa saham bank yang terimbas jual paksa (forced sell) pengelola dana tersebut juga berkurang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Menguat Sambut Detil Program Infrastruktur Biden

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular