BP Jamsostek Ingin Kurangi Investasi Saham, Ini Respons BEI

Monica Wareza, CNBC Indonesia
31 March 2021 13:35
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali merespons terkait rencana BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek mengurangi porsi investasi di saham dan reksa dana. Otoritas bursa mengatakan kebijakan investasi suatu lembaga keuangan diputuskan secara independen. 

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menyebutkan bursa menghargai keputusan tersebut.

"Kebijakan investasi dari para pengelola dana publik adalah kebijakan yang independen dan bursa menghargai keputusan dari para pengelola/manajer investasi tersebut," kata Laksono di Jakarta, Rabu (31/3/2021).

Kemarin, Selasa (30/3/2021), Laksono keputusan kebijakan manajemen BPJS Ketenagakerjaan yang akan mengurangi porsi investasi di saham dan reksa dana menjadi perhatian investor.

"Banyak anggota bursa retail yang melakukan aksi jual," kata Laksono kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/3/2021).

Laksono tidak mengetahui berapa besar kebijakan tersebut akan berdampak pada pasar saham. Sebab harus dilihat berapa besar transaksi yang dilakukan oleh BP Jamsostek, namun data tersebut bukan merupakan konsumsi publik.

Adapun sebelumnya lembaga pengelola keuangan perlindungan bagi tenaga kerja ini telah mantap untuk mengurangi porsi investasi di saham dan reksa dana. Kebijakan ini diambil dalam rangka Asset Matching Liabilities (ALMA) Jaminan Hari Tua (JHT).

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan nantinya porsi investasi tersebut akan dialihkan ke investasi obligasi atau investasi langsung. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko pasar seperti yang terjadi belakangan ini.

"Kami lihat strateginya bisa melakukan perubahan dari saham dan reksa dana ke obligasi atau investasi langsung. Sehingga secara perlahan nanti kami akan rekomposisi aset yang ada untuk meminimalisir risiko pasar yang terjadi seperti saat ini," kata Anggoro dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (30/3/2021).

Hingga akhir Februari 2021, total dana kelolaan (asset under management/AUM) mencapai BP Jamsostek mencapai Rp 489,89 triliun. Dana tersebut ditempatkan oleh BP Jamsostek pada instrumen investasi yang beragam.

Penjabarannya, 65% diinvestasikan pada instrumen obligasi, 14% pada saham dan 12% di deposito.

Selanjutnya, dana juga diinvestasikan sebesar 8% di reksa dana, di investasi properti sebesar 0,4% dan paling kecil ditempatkan melalui penyertaan langsung sebesar 0,1%.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular