Kabar Baik Lagi, Dow Futures Naik & Yield US Treasury Landai

Putra, CNBC Indonesia
31 March 2021 11:07
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia Indeks kontrak berjangka Dow Futures menghijau tipis seiring dengan kegalauan pasar modal AS dengan munculnya sentimen positif dan negatif yang datang bersamaan.

Indeks kontrak berjangka Dow Futures terpantau bergerak naik tipis 0,07%, sedangkan kontrak yang sama di indeks S&P 500 naik 0,05%, untuk Nasdaq Futures juga tipis merangkak naik 0,06%. Ketiga indeks ini mengindikasikan bursa AS akan dibuka cukup volatil malam nanti.

Koreksi bursa Paman Sam dini hari tadi utamanya disebabkan oleh yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) acuan tenor 10 tahun naik6 basis poin (bp) ke level tertingginya 1,77% pada Selasa (30/3/2021) pagi waktu setempat.

Level tersebut merupakan level tertinggi dalam 14 bulan atau sejak Januari 2020, seiring dari peluncuran vaksin dan pengeluaran infrastruktur yang diharapkan mendorong prospek pemulihan ekonomi yang luas dan kenaikan inflasi.

Namun pada penutupan pasar, yield Treasury kemudian melandai ke level 1,72%.

"Ada dua sisi yang berbeda dari kenaikan suku bunga, apakah itu didorong oleh ketakutan akan inflasi atau oleh optimisme tentang ekonomi? Dan belakangan ini lebih banyak didorong oleh optimisme tentang ekonomi, "kata Tom Hainlin, ahli strategi investasi global di U.S. Bank Wealth Management, dikutip dariCNBC International.

Sementara itu sentimen positif datang dari rilis data kepercayaan konsumen AS yang jauh melebihi ekspektasi.

Indeks Keyakinan Konsumen Conference Board(CB)melonjak menjadi 109,7 pada Maret 2021, tertinggi dalam periode satu tahun. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan indeks naik menjadi 96,8 dari 90,4 di Februari lalu.

Di lain sisi, Presiden Joe Biden diharapkan memberikan rincian tentang rencana infrastrukturnya ketika dia melakukan perjalanan ke Pittsburgh pada hari Rabu. Paket pengeluaran bisa menghabiskan biaya sebesar US$ 3 triliun.

Jim Lacamp, Senior Vice President Morgan Stanley Wealth Management meyakini bahwa pasar sudah lari terlalu jauh. "Pasar sudah bergerak terlalu cepat secara mental dari pemulihan tahap awal menjadi tahap menengah, dan ini bisa berarti bahwa indeks kesulitan melanjutkan aksi cetak rekor tertinggi baru," tuturnya kepada CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular